TopCareerID

Menkes Soal Dokter PPDS Bunuh Diri: Banyak Cara Bikin Tangguh Tanpa ‘Bully’

Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (3/7/2024). (YouTube Komisi IX DPR RI)

TopCareer.id – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin merespon kasus bunuh diri dokter Aulia Risma Lestari yang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Diponegoro (Undip), diduga akibat bullying.

Menkes mengungkapkan, berdasarkan laporan yang ia terima, praktik perundungan di Indonesia sudah terjadi sejak lama dan harus dihentikan.

Budi bahkan membandingkan perundungan di pendidikan kedokteran ini dengan apa yang pernah terjadi di IPDN (Institut Pemerintah Dalam Negeri).

“Dulu ada yang sampai meninggal kan terjadi di sana. Ini mirip cuma di sana (IPDN) lebih ke tekanan fisik, ini tekanan mental,” kata Budi di Jakarta, Kamis (15/8/2024).

Baca Juga: Dokter Spesialis Dasar di 285 RSUD Tak Lengkap

Selain itu, berdasarkan skrining terhadap PPDS yang mereka lakukan, tidak sedikit dari peserta ingin bunuh diri.

“Di sini saya mengajak semua sektor yuk kita hentikan kebiasaan ini. Karena ini adalah kebiasaan buruk, berdampak buruk di profesi yang sangat mulia, kedokteran,” kata Budi.

“Banyak cara pendidikan yang jauh lebih scientific untuk menciptakan tenaga kerja yang tangguh tanpa harus mem-bully,” tegas Menkes. Menurutnya, ini tidak hanya berlaku untuk profesi dokter tapi juga seluruh sektor.

Baca Juga: Kesehatan Jiwa Peserta PPDS Harus Dijaga

Terkait meninggalnya mahasiswi dokter PPDS karena bunuh diri, Menkes tengah mengirimkan audit dan menggandeng kepolisian untuk melakukan pemeriksaan.

“Kami sudah menemukan ada buku catatan hariannya, jadi kita bisa melihat perkembangan moral, kejiwaannya beliau seperti apa, cukup detail juga ditulis di buku hariannya,” kata Budi.

“Jadi kita akan konfirmasi apakah ini benar-benar terjadi. Kalau hal ini benar-benar terjadi, kita akan pastikan yang memperlakukan seperti ini kita berikan sanksi yang tegas,” imbuh Menkes.

Selanjutnya: Izin praktik pelaku perundungan bisa dicabut

Budi juga meminta agar pendidikan anestesi di Undip dan Rumah Sakit Kariadi dirapikan sehingga “tidak ada lagi perilaku-perilaku bullying seperti ini dengan alasan menciptakan tenaga yang tangguh, menciptakan tenaga yang tidak cengeng.”

Adapun, pemberhentian sementara pendidikan anestesi dilakukan karena semua murid junior di sana tidak boleh berbicara saat akan diperiksa.

“Supaya penyelidikan ini bisa dilakukan dengan cepat, bersih, dan transparan, bebas dari intimidasi yang sekarang terjadi,” tegas Menkes.

Menkes juga sudah bersepakat dengan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, untuk memberantas praktik perundungan di perguruan tinggi.

Budi pun menegaskan, dokter yang ketahuan melakukan perundungan juga akan dicabut izinnya. “Wewenang itu sudah ada. Jadi saya sebagai menteri bisa mencabut SIP dan STR dokter-dokter yang perilakunya seperti ini,” kata Menkes.

Di sisi lain, FK Undip membantah bahwa meninggalnya dokter Aulia terkait dengan perundungan.

“Mengenai pemberitaan meninggalnya Almarhumah berkaitan dengan dugaan perundungan yang terjadi, dari investigasi internal kami, hal tersebut TIDAK BENAR,” kata pihak universitas dalam siaran persnya, Kamis (15/8/2024).

Selanjutnya: Respon FK Undip

FK Undip menyebut, Almarhumah memiliki masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi proses belajar yang sedang ditempuh.

“Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai konfidensialitas medis dan privasi Almarhumah, kami tidak dapat menyampaikan detail masalah kesehatan yang dialami selama proses pendidikan,” tulis mereka.

FK Undip mengatakan, Pengelola Pendidikan Program Studi Anestesi menyikapi masalah kesehatan yang dialami dokter Aulia, dengan memantau secara aktif perkembangan kondisi yang bersangkutan selama proses pendidikan.

Mereka mengklaim, Almarhumah sempat mempertimbangkan untuk mengundurkan diri.

“Namun karena beliau adalah penerima beasiswa sehingga secara administratif terikat dengan ketentuan penerima beasiswa, sehingga Almarhumah mengurungkan niat tersebut,” kata mereka.

Pihak kampus pun menyatakan siap berkoordinasi dengan pihak lain untuk menindaklanjuti tujuan pendidikan, dengan menerapkan “zero bullying” di FK Undip.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami masalah atau pemikiran untuk bunuh diri, segeralah mencari bantuan profesional. Anda tidak sendirian dan ada orang-orang yang siap membantu. Hubungi layanan darurat atau saluran bantuan kesehatan mental yang tersedia di daerah Anda.

Exit mobile version