Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tuesday, September 17, 2024
idtopcareer@gmail.com
LifestyleTren

Masyarakat Wajib Waspada Penularan Mpox

Ilustrasi virus Mpox (Dok: NIAID/NIH)

TopCareer.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, dan tidak melakukan aktivitas seks yang tidak sehat, demi mencegah penularan monkeypox atau Mpox.

Seperti diketahui, World Health Organization (WHO) baru saja menetapkan Mpox sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional, menyusul peningkatan kasus di Republik Demokratik Kongo dan sejumlah negara di Afrika.

Penetapan status ini merupakan kedua kalinya dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Pada Juli 2022, WHO juga menyatakan status darurat serupa akibat penyebaran Mpox ke berbagai negara. Status ini dicabut pada Mei 2023, dengan penurunan kasus secara signifikan di seluruh dunia.

Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Yudhi Pramono pun meminta masyarakat mewaspadai penularan Mpox, khususnya yang terjadi dari manusia ke manusia.

“Kepada masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, menerapkan perilaku seksual yang sehat seperti tidak gonta ganti pasangan ataupun perilaku seks sesama jenis,” kata Yudhi di Jakarta, Sabtu (17/8/2024).

Baca Juga: WHO Tetapkan Mpox Jadi Darurat Kesehatan Global

Mengutip siaran pers, Kemenkes menjelaskan bahwa cara penularan penyakit ini terjadi melalui kontak erat dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi, atau kontak tidak langsung pada benda yang terkontaminasi atau droplet.

Mpox dapat menyebar melalui kontak langsung kulit ke kulit, atau membran mukosa termasuk saat melakukan kontak seksual.

Sementara, penularan Mpox melalui droplet biasanya membutuhkan kontak erat yang lama, sehingga anggota keluarga yang tinggal serumah atau kontak erat dengan kasus berisiko lebih untuk tertular.

Berdasarkan laporan Technical Report Mpox di Indonesia Tahun 2023 yang dirilis Kemenkes pada 2024, gejala Mpox pada kasus konfirmasi yang paling banyak dilaporkan antara lain lesi, diikuti oleh demam, ruam, dan limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening).

“Jika bergejala Mpox, segera mengunjungi dokter ke fasilitas kesehatan terdekat,” kata Yudhi.

Durasi kesembuhan pasien monkeypox bervariasi mulai dari dua sampai empat pekan. Periode lama sakit paling singkat adalah 14 hari, dari timbulnya gejala pertama.

Tak Ada Pembatasan, Tapi Masyarakat Diminta Waspada

Merespon status darurat kesehatan WHO, Yudhi juga mengimbau pelaku perjalanan untuk tetap waspada, serta menghindari bepergian ke negara-negara dengan kasus penyakit yang juga disebut cacar monyet ini.

Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Achmad Farchanny Tri Adryanto menambahkan, saat ini tidak ada pembatasan perjalanan dari atau ke negara-negara yang mengalami peningkatan kasus.

Namun, pelaku perjalanan dari Indonesia diminta tetap berhati-hati dan tak boleh lengah apabila tetap ingin bepergian ke negara terjangkit, terutama Afrika.

“Hingga saat ini, tidak ada travel warning ataupun pembatasan perjalanan ke maupun dari Afrika, tetapi pemerintah mengimbau kepada pelaku perjalanan dari Indonesia ke Afrika untuk berhati-hati, dan meningkatkan kewaspadaan dengan berperilaku hidup bersih dan sehat, serta berperilaku seksual yang sehat dan aman,” kata Farchanny.

Selain pencegahan, Kemenkes juga mengupayakan pemenuhan vaksin dan obat-obatan termasuk antibiotik. Sebagian besar kasus Mpox di Indonesia diberikan terapi suportif dan simtomatis. Kasus tersebut dilakukan perawatan dan isolasi, baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri.

“Kementerian Kesehatan telah melaksanakan vaksinasi Mpox bagi kelompok risiko tinggi pada tahun 2023 terhadap 495 sasaran,” kata Yudhi.

“Dan pada tahun 2024 ini sedang dalam proses penyiapan total 4.450 dosis vaksin, yakni 2.225 sasaran dengan 2 dosis per individu,” pungkasnya.

Kasus Mpox di Dunia dan Indonesia

Laporan “Multi-country outbreak of mpox. External Situation Report 35” yang diterbitkan WHO 12 Agustus 2024 mencatat ada 99.176 kasus konfirmasi Mpox, termasuk 208 kematian, yang dilaporkan oleh 116 negara anggota WHO sejak 1 Januari 2022 hingga 30 Juni 2024.

Di Wilayah Afrika, Republik Demokratik Kongo menjadi negara dengan jumlah kasus tertinggi, menyumbang sekitar 96 persen dari total kasus di benua tersebut.

Dalam laporan terbaru WHO pada 15 Agustus 2024, Swedia menjadi negara pertama di luar benua Afrika yang mengkonfirmasi Mpox berjenis Clade Ib, pada seseorang dengan riwayat perjalanan ke Afrika Tengah. Clade I dianggap lebih parah dan menular dibanding MPXV Clade II.

Di Indonesia, berdasarkan data Kemenkes hingga Agustus 2024, telah dilaporkan sebanyak 88 kasus konfirmasi sejak 2023 sampai 2024. “Ada 73 kasus pada 2023 dan 14 kasus pada 2024,” kata Yudhi Pramono.

Baca Juga: Kemenkes Sebut Kasus Cacar Monyet Bertambah Akibat Seks Berisiko

Data Situasi Penyakit Infeksi Emerging periode 28 Juli sampai 3 Agustus 2024 menyebutkan, pada 2022, untuk pertama kalinya Indonesia melaporkan kasus Mpox tanggal 20 Agustus 2022, dengan satu kasus terkonfirmasi.

Pada 13 Oktober 2023, Indonesia kembali melaporkan kasus konfirmasi. Tidak terdapat penambahan kasus konfirmasi Mpox di Indonesia pada 28 Juli sampai 3 Agustus 2024.

Kasus terakhir dilaporkan pada pekan ke-23 2024. Kasus konfirmasi Mpox di Indonesia tersebar di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Leave a Reply