TopCareerID

Tips Bikin Sejuk Rumah Meski Udara Lagi Panas

Ilustrasi rumah karyawan

TopCareer.id – Di musim kemarau atau saat hujan jarang turun, udara panas bikin tidak nyaman. Ini membuat orang seringkali harus memakai penyejuk atau pendingin udara agar rumah jadi sejuk.

Meski begitu, ada beberapa strategi lain untuk menghadapi cuaca yang panas agar rumah tetap terasa sejuk dan nyaman.

Startup konstruksi Gravel melalui siaran persnya, dikutip Rabu (20/8/2024) menyebut, mengoptimalkan material bahan dan struktur bangunan juga bisa mengantisipasi udara panas dari luar. Ada beberapa langkah konstruksi dan struktural yang dapat diambil untuk memastikan rumah tetap sejuk, meski suhu di luar melonjak tinggi.

Buat Anda yang tengah membangun atau merenovasi rumah, berikut ini beberapa tips untuk membuat hunian tetap sejuk, meski udara sedang panas.

Baca Juga: Tips Membeli Rumah untuk Generasi Muda

Menggunakan atap berwarna terang atau yang dilapisi bahan reflektif dapat membantu memantulkan sinar matahari dan mengurangi penyerapan panas. Selain itu, memasang ventilasi atap atau turbine ventilator dapat meningkatkan sirkulasi udara, sehingga panas yang terperangkap di bawah atap dapat dilepaskan dengan lebih efisien.

Pilihan lainnya adalah memakai material atap dengan lapisan insulasi termal, seperti foil isolasi, yang dapat mengurangi transmisi panas ke dalam rumah.

Pertimbangkan juga menggunakan plafon rumah dengan ceiling tinggi, sehingga panas yang ada di bawah atap semakin di atas sehingga semakin menjaga kesejukan di dalamnya. Umumnya tinggi plafon ruang tamu 2,8 m sampai 3,2 m dari lantai, dengan ini Anda dapat memperkirakan berapa tinggi yang ideal bagi plafon.

Jendela berlapis ganda atau kaca rendah-emisi (low-e), dapat mengurangi panas yang masuk ke dalam rumah, sembari mempertahankan suhu dingin di dalam.

Orientasi jendela pun perlu dipertimbangkan. Jendela yang menghadap ke timur atau barat cenderung menerima lebih banyak sinar matahari langsung sehingga meningkatkan suhu dalam rumah. Menggunakan tirai tebal, gorden berlapis, atau film pelindung panas pada jendela dapat membantu mengurangi panas yang masuk.

Tak kalah penting adalah memastikan rumah punya sistem ventilasi yang baik. Sistem ventilasi silang, di mana udara dapat bergerak bebas dari satu sisi rumah ke sisi lain, sangat efektif dalam menjaga sirkulasi udara dan mendinginkan ruangan.

Membuka jendela di waktu yang tepat, terutama pada pagi dan sore hari ketika suhu lebih rendah, dapat membantu mengalirkan udara segar ke dalam rumah.

Pemasangan ventilasi tambahan seperti ventilasi atap atau lubang angin di dinding juga dapat meningkatkan aliran udara dan mengurangi panas dalam rumah.

Baca Juga: 3 Hal yang Menarik Energi Positif di Rumah Kamu

Cat berwarna terang atau pelapis dinding reflektif dapat mengurangi penyerapan panas.

Di beberapa daerah, penggunaan bahan isolasi di dinding luar juga jadi pilihan untuk mengurangi transfer panas dari luar ke dalam rumah. Bahan isolasi ini bisa berupa busa poliuretan atau panel isolasi yang dipasang di antara dinding bata.

Apabila masih diperlukan, tak ada salahnya untuk memakai AC atau kipas. Namun, pilihlah yang hemat energi.

Pendingin udara hemat energi atau sistem pendingin berbasis evaporatif juga bisa menjadi tambahan yang berguna. Meskipun ini solusi yang butuh energi listrik, memilih perangkat yang efisien dan ramah lingkungan dapat membantu menjaga rumah tetap sejuk tanpa menguras daya listrik secara berlebihan.

Kemudian, alternatif lainnya adalah menambahkan unsur-unsur alam di rumah, seperti air mancur, kolam ikan, dan tumbuh-tumbuhan di sekitar.

“Memang selain faktor struktural dan materialnya, elemen tambahan seperti dekorasi dapat juga membantu rumah lebih asri sehingga memberikan nuansa sejuk dan juga sekaligus mempercantik rumah,” kata Ricky Alexander Samosir, PR & Marketing Communication Senior Manager Gravel.

Exit mobile version