TopCareer.id – Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin memberikan tiga strategi yang harus dilakukan untuk mereformasi tata kelola pasar tenaga kerja di Indonesia.
Hal ini ia sampaikan dalam Pembukaan Festival Ketenagakerjaan Naker Fest 2024 di Jakarta pada Jumat pekan lalu.
“Pertama, kembangkan dan sempurnakan Sistem Informasi Pasar Kerja yang telah ada,” ujarnya seperti mengutip keterangan tertulisnya, Selasa (27/8/2024).
Menurut Ma’ruf Amin, sistem ini harus bisa mengarahkan dunia pendidikan dan pelatihan, untuk mencetak talenta-talenta yang dibutuhkan oleh dunia kerja.
Sehingga, nantinya sistem bisa melakukan pencocokan keahlian dan kebutuhan dalam pasar tenaga kerja.
Baca Juga: Kemnaker Berkomitmen Tingkatkan Kualitas Tenaga Kerja Indonesia
Sistem ini, tambah Ma’ruf Amin, juga harus bisa menurunkan biaya rekrutmen tenaga kerja sehingga membuat perusahaan menjadi semakin kompetitif.
“Kedua, tunjukkan komitmen kita terhadap reformasi pasar tenaga kerja Indonesia dengan mempromosikan peluang investasi dan menciptakan lapangan pekerjaan di Indonesia kepada para investor,” kata Ma’ruf lebih lanjut.
Wapres mengatakan, dengan upaya perbaikan iklim investasi, para investor akan punya minat untuk menanam modal di Indonesia.
Baca Juga: Hubungan Kerja Fleksibel Cocok Buat Pekerja Muda
Dengan begitu, akan terbuka lebih banyak peluang untuk penciptaan lapangan kerja, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Ketiga, tingkatkan kolaborasi yang lebih baik lagi antara pemerintah, perusahaan, dan pekerja, serta seluruh pemangku kepentingan dalam menciptakan ekosistem ketenagakerjaan,” lanjut Ma’ruf Amin.
Menurut Wapres, kolaborasi merupakan kunci utama dalam menyukseskan berjalannya seluruh sistem, perencanaan, dan regulasi yang telah disusun.
Dalam kesempatan yang sama, Wapres mengatakan, dalam menghadapi digitalisasi jadi salah satu alasan reformasi tata kelola pasar tenaga kerja harus dilakukan.
“Digitalisasi membuat waktu kerja semakin cair dan fleksibel, tidak hanya mengubah cara bekerja, tapi juga memunculkan sejumlah pekerjaan baru,” kata Ma’ruf.
Wapres mencontohkan, remote working saat ini memungkinkan seseorang bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan dari belahan dunia mana pun.
Menurut Ma’ruf Amin, digitalisasi pun semakin meluas dan berkembang, seiring dengan besarnya jumlah Gen Z yang memasuki pasar kerja.
Ia mengakui, keunggulan generasi ini dalam menggunakan teknologi digital juga membawa perubahan budaya dan kebiasaan kerja.
“Budaya kerja yang semakin terbuka inilah, yang kemudian menuntut pasar tenaga kerja untuk menjadi semakin kompetitif,” imbuh Wapres, seperti dikutip dari siaran YouTube Wakil Presiden Republik Indonesia.
Melihat kompleksitas tantangan ini, kata Wapres, reformasi tata kelola pasar tenaga kerja Indonesia merupakan sebuah keniscayaan.