TopCareerID

Tips Hadapi Pertanyaan Soal Jeda Karier Saat Wawancara Kerja

Ilustrasi bekerja kembali setelah jeda karier. (Dok/Binus)

TopCareer.id – Saat ini, banyak orang yang memiliki jeda karier atau career break setelah dirinya keluar dari tempat kerja sebelumnya.

Sebuah survei terhadap 6.000 pekerja di Asia Tenggara, bahkan menyebutkan hanya 29 persen yang menyatakan tidak pernah mengalami jeda karier.

Ada banyak alasan seseorang rehat karier mulai dari mengambil istirahat, mengurus keluarga, atau bahkan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Jeda karier ini juga seringkali menjadi sumber pertanyaan ketika seseorang melakukan wawancara, saat dia akan kembali bekerja. Jika Anda bingung menjawabnya, ini malah bisa jadi kesalahan fatal.

Buat Anda yang ingin kembali bekerja usai jeda karier, berikut ini beberapa tips menjawab apabila mendapatkan pertanyaan semacam ini saat wawancara.

Baca Juga: Tips Karier & Kepemimpinan ala CEO Microsoft Satya Nadella

Nicole Price, pelatih kepemimpinan dan pakar tempat kerja menyarankan seseorang meluangkan waktu lebih dulu, untuk merenungkan bagaimana Anda ingin mengatasi kekosongan masa kerja.

“Tuliskan respons Anda dan praktikkan, sehingga Anda merasa lebih nyaman saat pertanyaan itu muncul,” kata Nicole, seperti dilansir CNBC Make It.

Menurut Vicki Salemi, pakar karier, Monster, mengatakan Anda mungkin ingin menyebutkannya secara singkat di riwayat hidup untuk mengatasinya.

Salemi mengatakan, pertanyaan awal yang muncul dari pemberi kerja adalah mereka ingin tahu apa yang terjadi selama jeda tersebut. Namun ujarnya, hal itu tidak berarti perusahaan melihat kesenjangan tersebut sebagai tanda bahaya.

“Memberikan alasan jeda dan apa yang dipelajari kepada manajer perekrutan dapat meredakan rasa ingin tahu dan ketakutan mereka tentang kemampuan dan komitmen Anda,” kata Salemi, ditulis Selasa (27/8/2024).

Banyak ahli yang mengatakan keinginan untuk menyembunyikan jeda kerja terjadi, karena hal ini seringkali dipandang negatif.

“Asumsinya adalah Anda dipecat, kesulitan mendapatkan pekerjaan, atau berkinerja buruk,” kata Jenn Lim, CEO konsultan organisasi Delivering Happiness.

Namun kata Lim, menyembunyikan atau berbohong dalam wawancara bukanlah ide yang baik. Jadi, Anda harus bisa jujur tanpa “membocorkan detail yang intim.”

“Lebih sedikit lebih baik,” tambah Salemi. “Jika Anda butuh jeda untuk fokus pada kesehatan mental, tidak ada salahnya untuk melakukannya.”

“Anda mungkin ingin mengatakan sesuatu seperti, ‘Saya perlu fokus untuk mengembalikan kesehatan saya ke jalur yang benar.’ Anda tidak perlu menyelami detail.”

Sementara menurut Price, jika Anda tak merasa nyaman mengungkapkan alasan pasti untuk jeda karier, jawablah dengan jawaban yang umum.

“Anda bisa mengatakan, ‘Saya mengambil jeda karier karena alasan pribadi yang membutuhkan perhatian saya. Sekarang, saya siap untuk kembali bekerja dan mencurahkan dedikasi penuh saya pada peran baru.”

Baca Juga: 5 Tips Cari Kerja Usai Kena PHK

Apabila perekrut mendesak mendapatkan informasi lebih lanjut tentang jeda karier, yang mungkin membuat Anda kurang nyaman, jangan takut mempertahankan pendirian dan menetapkan batasan.

“Anda dapat bersikap langsung dan menunjukkan itu adalah alasan pribadi meski mereka terus mendesak. Ingat, Anda mewawancarai mereka sama seperti mereka mewawancarai Anda,” kata Salemi.

“Jika mereka terus mendesak, itu pertanda kurangnya empati,” imbuhnya.

Menurut Price, Anda bisa mengatakan, “Saya menghargai pengertian Anda, tetapi saya lebih suka merahasiakan detailnya. Namun, saya dapat meyakinkan Anda jeda ini telah memberi saya energi dan fokus baru untuk karier saya.”

Namun menurut Salemi, pencari kerja tetap harus siap untuk berbicara mengenai saat-saat mereka rehat.

“Semoga saja mereka akan menghargai dan menerima tanggapan itu dan tidak akan terus bertanya, tetapi ada baiknya untuk bersiap menghadapinya sehingga Anda dapat berpegang pada batasan dan pernyataan awal Anda,” ujarnya.

Hal terpenting yang harus dilakukan kandidat adalah mengalihkan fokus dari alasan jeda karier ke apa yang telah mereka pelajari atau capai selama masa tersebut. Lim mengatakan, “Ini adalah waktu Anda untuk mengubah narasi.”

Menurut Salemi, pada akhirnya Anda tidak dapat mengendalikan bagaimana Anda dipersepsikan. “Sebaliknya, fokuslah pada apa yang ada dalam kendali Anda: keterampilan atau pengalaman yang Anda dapatkan selama waktu ini,” ujarnya.

Sebagai contoh, kata Price, jika Anda mengambil jeda untuk mengasuh anak, tunjukkan keterampilan yang dikembangkan yang dapat membuat Anda menjadi karyawan yang lebih baik.

Baca Juga: Tips Kembali Bekerja Setelah Lama Vakum

“Jangan meremehkan pengalaman yang didapatkan selama jeda karier, dan beri penghargaan pada keterampilan hidup yang kita alami yang tidak bisa ditemukan dalam kursus pelatihan dan pengembangan… soft skills sangat dibutuhkan,” tambah Lim.

Jika Anda tidak mengembangkan keterampilan atau pengalaman tambahan selama jeda, cobalah ikuti kelas online, atau pasang pemberitahuan pekerjaan dan lihat lagi keterampilan utama yang diperlukan.

Menurut Price, kandidat yang proaktif untuk tetap terinformasi dan mengembangkan keterampilan yang relevan, tetap bisa menjadi aset yang kuat bagi perusahaan.

Exit mobile version