TopCareerID

Co-Founder LinkedIn Prediksi Kerja ‘9 to 5’ Bakal Ditinggalkan

Reid Hoffman di acara TechCrunch Disrupt SF di San Francisco, 10 September 2012. (Max Morse/Getty Images/Wikimedia Commons)

TopCareer.idCo-founder LinkedIn Reid Hoffman memprediksi bahwa di masa depan, orang akan lebih memilih pekerjaan yang lepas dan meninggalkan cara kerja tradisional 9 to 5.

Dalam video yang dibagikan di X oleh entrepreneur Neal Taparia di @nealtaparia, Hoffman menjelaskan dirinya melihat industri akan berubah dalam beberapa tahun mendatang, serta bagaimana pekerjaan tradisional bisa tergantikan.

“Anda mungkin tidak hanya bekerja di beberapa perusahaan; Anda mungkin bekerja di beberapa industri,” ujarnya dalam video tersebut, seperti dikutip dari Dexerto, Rabu (27/8/2024).

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Keuntungan jadi Freelancer

Menurut Hoffman, seseorang mungkin tak akan benar-benar mengerjakan pekerjaan secara penuh sebagai seorang karyawan.

“Anda mungkin benar-benar bekerja dalam gig economy, atau Anda mungkin memiliki dua atau tiga gig,” kata co-founder LinkedIn ini.

Mengutip prakerja.go.id, gig economy adalah sebuah fenomena di dunia kerja merujuk pada karyawan lepas atau mereka yang bekerja dengan sistem kontrak jangka pendek.

Sederhananya, Hoffman membayangkan akan ada lebih banyak orang yang melakukan pekerjaan lepas atau freelance, daripada terpaku pada peran tradisional.

Baca Juga: Perlu Tahu! Ini 5 Kerugian Bekerja untuk Diri Sendiri

Dia mengatakan hal ini akan menciptakan lebih banyak peluang tapi juga menimbulkan ketidakpastian. “Semua hal ini adalah perubahan arah dari apa yang telah kita lihat di dunia kerja selama beberapa dekade terakhir. Dan itu menciptakan banyak peluang,” kata Hoffman.

“Itu menciptakan banyak produktivitas. Namun, itu juga menciptakan banyak ketidakpastian, dan orang-orang menyukai stabilitas. Jadi, salah satu tantangan kita adalah mencari tahu bagaimana kita meminimalkan sedikit ketidakpastian,” imbuhnya.

Dalam utasnya, Taparia pun juga menyinggung beberapa prediksi Hoffman sebelumnya, yang menyebut mengenai media sosial yang akan mengubah dunia, kehadiran sharing economy, serta revolusi kecerdasan buatan (AI) sebelum adanya ChatGPT.

Exit mobile version