Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tuesday, September 17, 2024
idtopcareer@gmail.com
Sosok

Faisal Basri Meninggal Dunia, Intip Jejak Karier Sang Ekonom

Faisal Basri (lpem.org)

TopCareer.id – Ekonom Faisal Basri meninggal dunia pada Kamis (5/9/2024) pagi pukul 03.50 WIB karena serangan jantung, pada usia 65 tahun.

Akademisi Universitas Indonesia (UI) itu akan dimakamkan setelah Asar dari masjid Az-Zahra, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, juga menyampaikan duka citanya atas meninggalnya Faisal.

Luhut mengungkapkan pertemuan terakhirnya dengan Faisal Basri sebelum meninggal dunia terjadi pada 2021, setelah Indonesia menghadapi gelombang pertama pandemi Covid-19.

Baca Juga: Tips Bagi Mahasiwa Agar Tidak Terjerat Pinjol

“Pada saat itu, beliau memberikan masukan yang sangat berharga dalam mendesain PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dari sisi ekonomi,” kata Luhut.

“Masukannya membantu kita menjaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi negara,” ujarnya melalui siaran pers.

Menko Luhut mengatakan, meski dirinya sering berbeda pandangan dengan Faisal, namun ia selalu menghargai setiap pemikiran dan argumen yang disampaikannya.

“Beliau selalu lugas, namun rendah hati, dan siap mendengarkan dengan baik meski pandangan kita berbeda. Keberanian dan kejujurannya dalam berargumen menunjukkan karakter kuatnya sebagai seorang intelektual,” katanya.

Profil dan Karier Faisal Basri

Faisal Basri merupakan ekonom dan politikus. Dia lahir pada 6 November 1959 di Bandung. Ia merupakan salah satu keponakan dari mendiang Wakil Presiden Indonesia Adam Malik.

Mengutip situs LPEM FEB UI, Faisal menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI pada 1985, lalu meraih gelar Master of Arts bidang ekonomi di Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika tahun 1988.

Kariernya sebagai akademisi dimulai dari pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, untuk mata kuliah Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, dan Sejarah Pemikiran Ekonomi.

Baca Juga: Ekonomi Digital RI Diperkirakan Capai USD 145 Miliar pada 2025

Dia juga menjadi pengajar di Program Magister Akuntansi (Maksi), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP), dan Program Pascasarjana Universitas Indonesia

Ia juga menjadi Ketua Jurusan ESP (Ekonomi dan Studi Pembangunan) FEBUI (1995-1998), serta Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta (1999-2003).

Selain itu, ia juga menjadi pendiri Institute for Development of Economics & Finance (INDEF).

Karier Politik Faisal Basri

Selain di dunia akademis, Faisal juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PAN pertama dengan masa jabatan 1998-2000.

Di pemerintahan, Faisal pernah menjadi anggota tim “Pembangunan Ekonomi Dunia” di bawah Asisten Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Kedua (1985-1987), serta anggota Tim Bantuan Presiden untuk Urusan Ekonomi (2000).

Faisal sempat mengikuti pemilihan gubernur DKI Jakarta 2012 sebagai calon gubernur independen.

Baca Juga: Gen AI Ubah Industri, Sektor Keuangan Indonesia Siap?

Dirangkum dari berbagai sumber, ia menggandeng Biem Benyamin sebagai wakilnya dan melawan pasangan Foke-Nara, Hendardji-Riza, Jokowi-Ahok, Hidayat-Didik, dan Alex-Nono.

Namun, Faisal tak lolos putaran pertama, di mana pemilihan berlanjut ke putaran kedua yang diikuti Jokowi dan Ahok melawan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli.

Independen dan Antikorupsi

Menurut Didik J. Rachbini, Ekonom Senior INDEF, Faisal adalah pribadi yang independen dan antikorupsi. Menurutnya, tidak ada yang bisa mempengaruhi pandangan dan ketegasan dalam pemikirannya.

“Selalu kritis terhadap kebijakan pemerintah dan tidak segan untuk menyuarakan pendapat yang berbeda, meskipun itu tidak populer,” ujarnya melalui keterangan tertulis.

“Dia sering menunjukkan sikap independen dalam analisisnya dan tidak terikat dengan kepentingan partai politik tertentu. Juga menyesalkan KPK diberangus pemerintah dan parlemen,” ujarnya.

Menurut Didik, Faisal merupakan sosok yang punya kontribusi besar dalam memperjuangkan transparansi dan akuntabilitas di dunia ekonomi dan politik Tanah Air.

“Sebagai salah satu pendiri Indonesia Corruption Watch (ICW), dia sering berbicara lantang tentang pentingnya memberantas korupsi di Indonesia, terutama di sektor ekonomi dan pemerintahan,” ujarnya.

Leave a Reply