Topcareer.id – Di tengah gempuran teknologi, termasuk fintech lending, ada kekhawatiran baru di mana generasi Z dan milenial rentan terjerat pinjol. Apalagi menurut laporan statistic Fintech Lending periode Maret 2023 dari OJK, kelompok umur 19-24 tahun mendominasi pinjaman perseorangan pada pinjaman online (pinjol).
Bahkan, masih menurut laporan statistik itu, total outstanding pinjaman hingga Rp26.836,95 miliar dibandingkan kelompok umur lainnya.
Dosen Perbankan Syariah UM Surabaya, Arin Setyowati mengatakan, dari data tersebut menunjukkan adanya kondisi krusial yang menyasar generasi Z dan milenial yang kategori usia tersebut masuk jenjang mahasiswa. Khususnya terkait budaya meminjam uang melalui pinjol di tengah gempuran teknologi informasi.
Arin lantas membagikan sejumlah tips agar mahasiswa tidak terjerat pinjol, apalagi pinjol illegal.
1. Perkuat literasi keuangan
Ia mengatakan, meskipun mahasiswa, namun belum tentu mereka memiliki skill literasi keuangan yang memadai. Sehingga, hal ini penting, mengingat bahwa literasi keuangan tidak hanya sekadar tau tentang pengelolaan keuangan, namun juga dengan sadar untuk mempraktikannya ke dalam kehidupan sehari-hari.
“Skill literasi keuangan ini membekali mahasiswa supaya mampu memilah mana kebutuhan dan keinginan. Mana yang harus diprioritaskan untuk dipenuhi terlebih dahulu dibanding keperluan lainnya,” kata Arin dikutip laman resmi UM Surabaya, Selasa (8/8/2023).
2. Tingkatkan literasi digital
Ia menambahkan, mahasiswa perlu meningkatkan literasi digital supaya terhindar dan meminimalisasi risiko saat menggunakan platform pinjol. Khususnya terkait pencurian dan penyalahgunaan data, manipulasi data terkait platform pinjol yang illegal (tidak terregistrasi OJK).
Baca juga: Satgas Waspada Investasi Hentikan 15 Investasi Bodong Dan 155 Pinjol Ilegal
Berdasarkan data resmi OJK dari Satgas Waspada Investasi (SWI) per Februari 2023, terdapat 102 Pinjol Legal dan 85 Pinjol ilegal. Mahasiswa diharuskan teliti dalam melakukan screening sebelum memutuskan mengakses pembiayaan pinjol yang disetuju
3. Membiasakan menabung sebelum berbelanja
Arin memberi saran agar membiasakan atau membudayakan diri untuk menabung terlebih dahulu sebelum ingin membeli sesuatu penting untuk ditekankan. Terlebih bagi mahasiswa dengan godaan trend, pergaulan dan lingkungan.
Hal tersebut didukung dengan fasilitas Paylater maupun CO (Check Out) pada e-commerce yang memudahkan konsumen dalam memiliki barang dalam waktu cepat dan pembayaran di akhir.
“Kondisi tersebut tentu melenakan bagi konsumen yang tidak memiliki pengelolaan keuangan baik, karena akan mudah tergiur dengan diskon maupun penawaran-penawaran lain,” imbuhnya lagi.
4. Lindungi data diri
Maraknya pencurian data berbasis digital perlu menjadi alarm penting bagi mahasiswa dalam melakukan privatisasi atas data diri. Berhati-hati dalam memberikan data diri kepada pihak lain khususnya melalui platform pinjol yang akan diakses.
“Karena identitas diri merupakan asset berharga di era teknologi digital ini,” pungkas Arin.
