TopCareer.id – Maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi di sejumlah sektor industri, jadi salah satu masalah yang tengah dihadapi Indonesia saat ini.
Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), sepanjang Januari hingga Oktober 2023, tercatat 237.080 tenaga kerja yang terkena PHK.
Lalu di paruh pertama 2024, tercatat 32.064 pekerja terkena PHK hingga Juni 2024.
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) dalam Labor Market Brief yang dirilis Agustus lalu mencatat, angka ini menunjukkan kenaikan 21,45 persen dibanding periode yang sama di 2023.
Peningkatan ini terjadi di berbagai provinsi, dengan angka PHK terbesar terjadi di DKI Jakarta (7.469 orang), diikuti Banten (6.135 orang), dan Jawa Barat (5.155 orang).
Baca Juga: PHK di Jateng Tinggi, Upah Murah Bukan Solusi
LPEM FEB UI mencatat ada beberapa sektor yang menyumbang angka PHK terbesar. Dalam laporannya, dikutip Kamis (19/9/2024), sektor manufaktur, terutama yang terkait produksi untuk ekspor, sangat terdampak oleh kondisi ekonomi global yang tidak stabil.
“Sektor teknologi juga mengalami gelombang PHK karena banyak startup yang mengalami kesulitan pendanaan, yang memaksa mereka untuk merampingkan tenaga kerja,” tulis LPEM UI dalam kajiannya.
Untuk pemangkasan di sektor perbankan dan jasa keuangan, bisa dilihat sebagai konsekuensi dari proses digitalisasi yang mengurangi kebutuhan terhadap tenaga kerja manual.
“Fenomena ini mencerminkan bahwa peningkatan angka PHK bukan semata-mata disebabkan oleh faktor ekonomi makro yang homogen, melainkan juga oleh pergeseran struktural dalam industri yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi,” tulis mereka.
Baca Juga: Gelombang PHK, Pakar UGM Ungkap Sebabnya
LPEM FEB UI pun mencatat tiga sektor industri yang paling terdampak signifikan gelombang PHK ini yaitu manufaktur, teknologi, dan perbankan.
Industri manufaktur, khususnya yang terkait dengan ekspor, sangat terdampak oleh gangguan rantai pasok global dan penurunan permintaan internasional.
Menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), ribuan pekerja di sektor tekstil dan garmen mengalami PHK sepanjang 2022 dan 2023, terutama terjadi di daerah-daerah seperti Jawa Barat, yang menjadi pusat industri tekstil nasional.
Meski secara umum bertumbuh, sektor teknologi juga mengalami pemangkasan karyawan di sejumlah startup, yang harus melakukan restrukturisasi atau tutup akibat sulitnya pendanaan baru.
Sementara, gelombang pemangkasan jumlah pekerja di sektor perbankan, terutama diakibatkan digitalisasi layanan yang mengurangi kebutuhan tenaga kerja di kantor cabang.