TopCareerID

Menkop UKM Ungkap 3 Tantangan yang Kerap Dihadapi Startup

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki apresiasi TikTok Shop patuhi aturan pemerintah.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki apresiasi TikTok Shop patuhi aturan pemerintah. (foto: Kemenkop UKM)

TopCareer.id – Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengungkapkan tiga tantangan utama yang sering dihadapi perusahaan rintisan atau startup.

Ia mengatakan, tiga tantangan ini harus ditangani dengan optimal, agar startup nasional dapat go global dan memperluas akses pasar.

“Ada tiga tantangan utama yang kerap dihadapi para startup,” kata Teten Masduki di acara Sharing Session Startup Go Global 2024 di Jakarta, Selasa lalu.

Baca Juga: 10 Kesalahan yang Sering Dilakukan Perusahaan Startup (Bagian 1)

Tantangan pertama untuk akses ke pasar global adalah, startup nasional harus memiliki pemahaman mendalam tentang pasar internasional, termasuk regulasi, budaya bisnis, dan preferensi konsumen di negara-negara target.

Kedua, terkait kapasitas dan skalabilitas yang mengharuskan perusahaan rintisan wajib membangun kapasitas dan strategi untuk melakukan ekspansi, baik dari sisi teknologi, sumber daya manusia, maupun modal.

Terakhir, soal kolaborasi dan jaringan internasional, startup harus mampu menjalin kemitraan dengan berbagai pihak luar negeri, baik pemerintah, lembaga riset, maupun korporasi global.

Baca Juga: 10 Kesalahan yang Sering Dilakukan Perusahaan Startup (Bagian 2)

“Untuk menjawab tantangan tersebut, kami berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh bagi startup Indonesia melalui berbagai program strategis,” kata Teten.

“Namun, kami menyadari bahwa upaya ini tidak dapat dilakukan sendirian,” imbuhnya, seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (20/9/2024).

Per September 2024, Kemenkop UKM telah melakukan pendampingan akselerasi dan inkubasi kepada 713 startup.

Startup Indonesia Diharapkan Jadi Entrepreneur Kelas Dunia

Teten menambahkan, mereka telah menggelar program Startup Go Global, yang melibatkan tujuh lembaga inkubator dan 11 perusahaan rintisan, yang diikutsertakan ke short course dan study visit ke Belanda dan Australia.

“Para startup ini kita harapkan menjadi entrepreneur kelas dunia yang ke depan mampu melahirkan sumber pertumbuhan baru dan sumber ekonomi baru,” kata Teten.

Teten menyebut, Indonesia merupakan salah satu negara dengan ekosistem startup yang paling dinamis di dunia.

Terdapat lebih dari 2.600 startup aktif saat ini, membuat Indonesia berada di peringkat ke-6 dengan jumlah perusahaan rintisan terbanyak.

Teten mengatakan mereka telah membuka komunikasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), untuk mengkomersialisasi hasil riset dari para akademisi atau profesional.

Hal ini bisa jadi peluang bagi startup, untuk melanjutkan hasil riset tersebut menjadi produk yang siap dipasarkan.

“Jadi para startup harus paham dulu bahwa bisnis yang mau dijalankan apa sehingga teknologi digitalnya harus mengikuti bisnisnya, bukan sebaliknya,” pungkasnya.

Exit mobile version