TopCareer.id – Sejak diluncurkan pada 2020, sebanyak 18,9 juta orang di seluruh Indonesia sudah menjadi penerima manfaat dari Program Prakerja.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengklaim, belum ada institusi pendidikan yang bisa melakukan pelatihan ke 18,9 juta penerima dalam waktu sekitar empat tahun selain Prakerja.
Maka dari itu, menurutnya dalam Temu Alumni Kartu Prakerja di Jakarta, Kamis (3/10/2024), Program Kartu Prakerja terbukti membantu mengatasi tantangan yang ada dalam tenaga kerja di Indonesia.
“Tentu salah satu tantangan ke depan adalah the future of work. Tantangan ke depan adalah berubahnya demand, berubahnya pasar kerja, berubahnya pekerjaan,” kata Airlangga, seperti dikutip dari siaran pers.
Baca Juga: Parlemen Thailand Bertamu ke Prakerja, Pelajari Program Pelatihan Kerja di RI
Menurut Airlangga, generasi muda saat ini perlu flesibilitas untuk menata karier baru, job switching, maupun pembukaan pekerjaan-pekerjaan yang ada di depan. Sehingga, informasi dalam Kartu Prakerja sangatlah dibutuhkan.
“Jadi, on demand job dan on demand requirement itu sangat diperlukan, dan satu-satunya program yang bisa tailor made on demand sesuai dengan keinginan adik-adik semua itu tersedianya di Kartu Prakerja,” imbuhnya.
Sekitar 150 alumni Prakerja dari 38 provinsi hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka juga mewakili para penerima yang tersebar di 514 kabupaten/kota.
Berdasarkan data yang diterima TopCareer.id, penerima Prakerja paling banyak berada di usia Gen Z dan milenial atau 18 sampai 35 tahun, dengan persentase 61 persen, menurut data hingga Oktober 2024.
Sementara, menurut Survei Evaluasi 2020-2024 hingga 25 September 2024, 61 persen penerima tercatat tidak bekerja dan tiga persen merupakan disabilitas.
Baca Juga: Jokowi: Anggaran Prakerja Rp 60,3 T Sudah Bantu 18,8 Juta Pekerja
Namun, kata Direktur Eksekutif Program Prakerja Denni Puspa Purbasari dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian pada Rabu (2/10/2024), ada juga 39 persen peserta yang sudah bekerja atau berwirausaha.
“Setelah dua bulan, di setiap angkatan, angkanya itu berubah, dari semula yang kerja 39 persen menjadi jumlahnya 55 persen,” kata Denni.
“Jadi sekarang sudah dominan peserta Prakerja setelah dua bulan dari pelatihan disurvei, mereka mengatakan sudah bekerja atau wirausaha,” imbuhnya.
Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengungkapkan, hingga saat ini, jumlah total pelatihan yang ada di Program Prakerja mencapai 5.900, yang diselenggarakan oleh 590 lembaga pelatihan.
Selain itu, Kartu Prakerja juga mendapatkan sejumlah penghargaan termasuk dari UNESCO yaitu Wen Hui Award tahun 2020-2023, serta GovCyber Inovator.
Baca Juga: Kelanjutan Prakerja di Era Prabowo Masih Dinanti
Susiwijono pun mengatakan, dengan sederet kesuksesan program ini, Kemenko Perekonomian mendorong agar Prakerja dapat dilanjutkan oleh pemerintahan baru era Prabowo Subianto.
“Secara program kita terus mendorong kelanjutan dari Program Prakerja ini,” kata Susiwijono.
Ia mengatakan, dengan adanya isu-isu seperti masalah lapangan kerja, ketenagakerjaan, hingga kelas menengah Program, Prakerja masih relevan untuk dilanjutkan.
“Kita berharap di pemerintahan baru tetap dilanjutkan, keputusan akhir tetap ada di pemerintahan baru,” pungkas Susiwijono.
Sementara, Denni mengatakan kelanjutan program Prakerja masih harus menanti pemerintahan baru. “Saya tidak ingin terlalu maju, jadi tunggu saja apa yang akan disampaikan oleh pemerintahan yang baru,” ujarnya.