TopCareerID

Studi Ungkap Alasan Perusahaan Pecat Karyawan Gen Z

Ilustrasi PayPal lakukan PHK massal terhadap 2.500 karyawan secara global.

Ilustrasi PHK massal (Pexels)

TopCareer.id – Sebuah laporan terbaru menemukan beberapa alasan perusahaan merasa tak puas dengan kinerja karyawan baru Gen Z. Hal ini juga membuat mereka berpotensi menghindari merekrut lulusan baru di masa depan.

Platform konsultasi pendidikan dan karier Intelligent menyebut, banyaknya lulusan baru yang mengeluh tentang bagaimana menyesuaikan diri dengan dunia kerja, membuat para pengusaha melaporkan adanya peningkatan keraguan dalam mempekerjakan mereka.

Laporan ini didasarkan pada survei terhadap hampir 1.000 manajer perekrutan. Satu dari enam pengusaha menyatakan enggan mempekerjakan Gen Z, karena stigma pada kelompok ini seperti merasa berhak dan mudah tersinggung.

Selain itu, lebih dari separuh responden menyebut Gen Z tidak memiliki etos kerja yang kuat, sulit berkomunikasi, tidak menangani feedback dengan baik, dan umumnya tidak siap menghadapi dunia kerja.

Baca Juga: Begini Cara Menangani dan Berkomunikasi dengan Gen Z

Holly Schroth, dosen senior di Haas School of Business, University of California, Berkeley mengatakan, fokus Gen Z pada kegiatan ekstrakurikuler untuk meningkatkan daya saing kuliah daripada mendapatkan pengalaman kerja, telah menyebabkan “harapan yang tidak realistis” tentang tempat kerja dan cara menghadapi atasan.

“Mereka (Gen Z) tidak mengetahui keterampilan dasar untuk berinteraksi sosial dengan pelanggan, klien, dan rekan kerja, maupun etika di tempat kerja,” kata Schroth kepada Euronews Next, seperti dikutip dari Euronews, Jumat (25/10/2024).

“Akibatnya, perusahaan harus benar-benar menerima karyawan baru dan memberikan pelatihan yang cukup. Selain itu, atasan perlu bertindak sebagai pelatih sekaligus manajer,” imbuhnya.

Alasan Perusahaan Memecat Gen Z

Masalah lain yang ditemukan di laporan ini adalah banyak perusahaan yang mengatakan telah memecat lulusan baru, yang direkrut tahun ini.

Beberapa alasan yang disebutkan di balik keputusan ini antara lain kurangnya motivasi karyawan, kurangnya profesionalisme, dan keterampilan komunikasi yang buruk.

“Banyak lulusan perguruan tinggi baru mungkin kesulitan memasuki dunia kerja untuk pertama kalinya karena bisa sangat berbeda dari apa yang biasa mereka alami selama menempuh pendidikan,” kata Huy Nguyen, chief education and career development advisor, Intelligent.

“Mereka sering kali tidak siap menghadapi lingkungan yang kurang terstruktur, dinamika budaya tempat kerja, dan ekspektasi pekerjaan yang mandiri,” imbuhnya.

10 Alasan Gen Z Lulusan Baru Tak Direkrut Perusahaan menurut Intelligent.com

  1. Kurangnya motivasi atau inisiatif – 50 persen
  2. Kurang profesional – 46 persen
  3. Kemampuan organisasi yang buruk – 42 persen
  4. Kemampuan komunikasi yang buruk – 39 persen
  5. Tantangan dengan feedback – 38 persen
  6. Kurangnya pengalaman kerja yang relevan – 38 persen
  7. Kemampuan mengatasi masalah yang buruk – 34 persen
  8. Kemampuan teknis yang tidak mencukupi – 31 persen
  9. Tidak cocok dengan budaya perusahaan – 31 persen
  10. Sulit bekerja dalam tim – 30 persen

Meski Gen Z mungkin memiliki beberapa pengetahuan teoritis dari perguruan tinggi, Nguyen mengatakan, mereka seringkali tidak punya pengalaman praktis sungguhan, serta soft skill yang dibutuhkan untuk berhasil di dunia kerja.

Responden yang disruvei juga melaporkan beberapa karyawan Gen Z sulit mengelola beban kerja, kerap terlambat, dan tidak berpakaian atau berbicara dengan sepantasnya.

Baca Juga: Gen Z Lebih Peduli Uang dan Karier daripada Nikah?

Maka dari itu, untuk meningkatkan peluang mendapatkan kerja, para pengusaha menekankan Gen Z membutuhkan kualitas utama yang mereka cari, termasuk inisiatif dan sikap positif.

Para manajer juga menghargai pengalaman di dunia nyata, baik melalui magang atau pekerjaan dan, pada tingkat yang lebih rendah, memiliki kehadiran media sosial yang tepat, serta menghindari diskusi politik.

Hal yang Dicari Perusahaan dari Gen Z Lulusan Baru menurut Intelligent.com

  1. Menunjukkan inisiatif – 57 persen
  2. Sikap positif – 56 persen
  3. Etos kerja yang kuat – 54 persen
  4. Mampu beradaptasi – 53 persen
  5. Terbuka dengan feedback – 50 persen
  6. Tepat waktu dan dapat diandalkan – 49 persen
  7. Kemampuan teknis yang solid – 47 persen
  8. Kemampuan interpersonal yang baik – 47 persen
  9. Pengalaman magang – 34 persen
  10. Pengalaman kerja – 33 persen
  11. Media sosial yang sopan – 23 persen
  12. Menghindari politik – 16 persen

“Lulusan baru yang memulai pekerjaan pertama mereka harus menunjukkan profesionalisme, bukan dengan mengikuti norma-norma yang sudah ketinggalan zaman, tetapi dengan bersikap hormat dan berkomitmen pada pekerjaan mereka,” kata Nguyen.

Schroth menambahkan, meski para pengusaha banyak yang ragu untuk mempekerjakan Gen Z karena tingkat pemecatan yang lebih tinggi dan tantangan mengintegrasikan mereka ke angkatan kerja, mereka masih mencakup lebih dari 25 persen angkatan kerja.

“Sehingga, perusahaan perlu menghabiskan lebih banyak uang dan waktu untuk pelatihan dan Gen Z mereka akan berkembang pesat,” ujarnya.

Exit mobile version