TopCareer.id – Stroke merupakan penyakit yang mengancam jiwa. Masalah ini merupakan penyakit utama disabilitas dan kematian nomor dua di dunia.
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), stroke menjadi penyebab utama kecacatan dan kematian di Indonesia, yaitu sebesar 11,2 persen persen dari total kecacatan dan 18,5 persen dari total kematian.
Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Yudhi Pramono mengungkapkan, 90 persen stroke bisa dicegah.
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pengendalian faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dislipidemia, gangguan jantung, kurangnya aktivitas fisik, diet atau pola makan yang tidak sehat, stres, serta mengonsumsi alkohol.
“Ini sangat disayangkan, yah, karena 90 persen stroke itu dapat dicegah melalui pengendalian faktor risikonya,” kata dalam media briefing Hari Stroke Sedunia, Jumat pekan lalu, dikutip dari laman Sehat Negeriku, Selasa (29/10/2024).
Baca Juga: 7 Gaya Hidup Ini Bisa Tingkatkan Risiko Stroke Otak
Aktivitas fisik minimal 30 menit dan lima kali sepekan dapat menurunkan faktor risiko stroke sebesar 25 persen.
Selain itu, aktivitas fisik juga membantu menjaga berat badan ideal, mengontrol tekanan darah, serta meningkatkan kesehatan jantung.
Menurut Elina Widiastuti dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, aktivitas fisik punya banyak manfaat.
Beberapa manfaat tersebut seperti meningkatkan fungsi jantung, pembuluh darah, dan pernapasan, menurunkan risiko kardiovaskular, serta menurunkan morbiditas dan mortalitas.
“Salah satu penyebab dari stroke ada faktor stres dan ternyata latihan fisik atau berolahraga dengan rutin itu ternyata dapat menurunkan kecemasan dan depresi,” kata Elina.
Aktivitas fisik, kata Elina, juga dapat meningkatkan fungsi kognitif, serta meningkatkan performa kerja.
“Dan pada orang tua sangat penting sekali untuk menurunkan risiko jatuh dan cedera, dan juga merupakan terapi efektif pada beberapa penyakit kronis terutama pada pasien lanjut usia,” imbuhnya.
Baca Juga: Ini Penyebab Stroke di Usia Muda Menurut Dosen UM Surabaya
Ada tiga jenis aktivitas fisik harian yang bisa dilakukan untuk mencegah risiko stroke.
Pertama, aktivitas aerobik seperti berjalan, berlari, bersepeda, atau berenang. Aktivitas aerobik dengan intensitas sedang dianjurkan tiga sampai lima kali per minggu atau 150 sampai 300 menit per minggu.
“Jadi, aktivitas yang dilakukan seperti berjalan dan sebagainya dapat dibagi menjadi 30 menit setiap harinya dan dilakukan selama 5 kali dalam seminggu,” kata Elina.
Kedua, penguatan otot seperti gym, yoga, atau pilates, yang disarankan dilakukan dua sampai tiga kali sepekan. Ketiga, batasi aktivitas sedentari seperti duduk dalam waktu yang lama.
“Di kantor-kantor yang dulunya bekerja sambil duduk, sekarang bisa berdiri. Jadi, tidak hanya duduk aktivitas sehari-harinya dan memperbanyak langkah itu adalah salah satu yang dapat dilakukan,” kata Elina.
Bagi yang ingin memulai latihan fisik, ada beberapa komponen latihan yang perlu diperhatikan yaitu gerakan pemanasan atau peregangan, gerakan inti, dan gerakan pendinginan atau peregangan kembali.