TopCareer.id – Stroke kini bukan hanya penyakit yang menyerang usia lanjut atau kelompok lansia, namun juga mulai pada mereka yang masih usia produktif.
STroke pada usia produktif ini seperti diungkap oleh Dodik Tugasworo dari Perhimpunan Dokter Neurologi Seluruh Indonesia (Perdosni), dalam media briefing Hari Stroke Sedunia beberapa waktu lalu.
“Kalau kita lihat dari 18 penyakit neurologi, stroke itu ternyata menduduki tempat yang cukup banyak dan tidak hanya pada usia lanjut saja, tetapi dia juga ada sejak berusia 10 tahun sampai yang memang paling banyak antara di usia-usia 45 sampai 80 tahun,” kata Dodik.
Mengutip laman Sehat Negeriku, Rabu (29/10/2024), berdasarkan data global DALY tahun 2019, distribusi kelompok usia yang terkena stroke juga mencakup usia di bawah 15 tahun.
Baca Juga: Waspada! Kenali Gejala dan Penyebab Stroke di Usia Muda
Dodik mengungkapkan, saat seseorang mengalami stroke, dia akan lebih rentan terhadap penyakit lainnya seperti hipertensi, yang dianggap cikal bakal stroke.
Penyakit lain juga mengintai seperti penyakit jantung karena berhubungan dengan darah, serta diabetes yang dapat mempengaruhi hormon insulin yang digunakan untuk mengontrol gula darah.
Dodik pun mengungkapkan, ada beberapa tanda dan gejala stroke yang dikenal dengan SeGeRa ke RS
SeGeRa ke RS merupakan singkatan dari: Senyum tidak simetris, Gerak tubuh melemah secara tiba-tiba, Bicara pelo, Kebas atau kesemutan pada separuh tubuh, Rabun pada salah satu mata, serta Sakit kepala hebat atau sakit kepala berputar yang muncul tiba-tiba.
Pencegahan stroke sendiri dapat dilakukan dengan menerapkan 3O + 1D dan CERDIK.
Baca Juga: Ini Penyebab Stroke di Usia Muda Menurut Dosen UM Surabaya
Pencegahan 3O + 1D meliputi Olahraga, Olah seni, Olah jiwa, dan Diet. Sementara, CERDIK adalah Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.
Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Yudhi Pramono mengatakan, 90 persen penyakit stroke dapat dicegah melalui pengendalian faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dislipidemia, gangguan jantung, kurangnya aktivitas fisik, diet atau pola makan yang tidak sehat, stress, serta mengkonsumsi alkohol.
Yudhi juga menyampaikan, aktivitas fisik yang dilakukan selama minimal 30 menit dan 5 kali dalam seminggu dapat menurunkan faktor risiko stroke sebesar 25 persen.
Selain itu, aktivitas fisik juga membantu menjaga berat badan ideal, mengontrol tekanan darah, dan meningkatkan kesehatan jantung.