TopCareerID

Dipamerkan Putin, Benarkah Uang Kertas BRICS Buat Geser Dolar?

Mata uang simbolis BRICS yang sempat dipamerkan Vladimir Putin. (X @SputnikInt)

TopCareer.id – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) telah mengungkapkan keinginan Indonesia untuk bergabung dalam BRICS, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus di Kazan, Rusia pekan lalu.

Salah satu yang banyak disorot adalah terkait uang kertas BRICS yang sempat dipamerkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dalam KTT tersebut.

Mengutip Sputnikglobe.com, Kamis (31/10/2024), bagian depan uang ini menampilkan bendera dan simbol dari negara pendiri Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

Sementara bagian belakangnya menampilkan bendera dari anggota-angota baru seperti Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab, serta nama negara-negara mitra potensial.

Sempat beredar rumor bahwa BRICS akan punya mata uangnya sendiri. Namun, uang kertas yang dibawa Putin ini hanya sebatas simbolik dan tidak digunakan sebagai alat pembayaran internasional yang sah.

Baca Juga: Ini Rute Kereta Api Terpanjang di Dunia, Mau Coba?

“Mata uang yang dipegang Presiden Putin adalah tiruan dari uang kertas BRICS di KTT Kazan yang diberikan kepadanya oleh penggemar dan bukan uang kertas resmi BRICS yang diadopsi secara resmi,” kata seorang pejabat kepada Financial Express Online.

Gagasan menciptakan satu mata uang telah dibahas di blok ini selama beberapa waktu, didorong keinginan untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Namun, ada sejumlah tantangan signifikan yang membuat langkah tersebut sulit dilakukan dalam waktu dekat.

Misalnya, negara-negara pendiri BRICS memiliki struktur ekonomi dan kebijakan moneter yang berbeda. Koordinasi kebijakan di antara ekonomi yang beragam ini akan sangat kompleks.

Selain itu, ketegangan geopolitik global membuat negara-negara BRICS berhati-hati meluncurkan mata uang bersama, yang bisa mengganggu sistem keuangan saat ini.

Presiden Putin misalnya, menyarankan agar blok ini fokus memperkuat penggunaan mata uang nasional dalam perdagangan antarnegara daripada terburu-buru membuat mata uang baru.

Baca Juga: Kisah Azie Taylor Morton, Orang Kulit Hitam yang Tanda Tangannya Tercantum di Mata Uang Dolar AS

Terkait bergabungnya Indonesia ke BRICS, Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono mengatakan bahwa bukan berarti Indonesia ikut kubu tertentu, namun menunjukkan partisipasi aktif di semua forum.

“Kita juga melihat prioritas BRICS selaras dengan program kerja Kabinet Merah Putih, antara lain terkait ketahanan pangan dan energi, pemberantasan kemiskinan ataupun pemajuan sumber daya manusia,” mengutip laman resminya.

Lewat kelompok ini, Indonesia juga ingin mengangkat kepentingan bersama negara-negara berkembang atau Global South.

“Kita lihat BRICS dapat menjadi kendaraan yang tepat untuk membahas dan memajukan kepentingan bersama Global South,” kata Menlu Sugiono.

“Namun kita juga melanjutkan keterlibatan atau engagement kita di forum-forum lain, sekaligus juga terus melanjutkan diskusi dengan negara maju.”

Exit mobile version