Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Thursday, November 14, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Hadapi Fenomena Deflasi, Dosen ITS: Masyarakat Harus Atur Pola Belanja

Ilustrasi deflasi

TopCareer.id – Fenomena Deflasi sempat jadi pembicaraan beberapa waktu lalu. Hal ini menjadi sorotan banyak pihak, karena terkait dengan kestabilan ekonomi.

Deflasi dapat terjadi saat barang yang ditawarkan oleh pasar lebih tinggi dibanding jumlah permintaan konsumen sendiri.

Dosen Departemen Statistika Bisnis Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Fausania Hibatullah mengatakan, keinginan masyarakat untuk tidak membelanjakan uangnya jadi salah satu faktor penyebab deflasi.

“Keinginan masyarakat untuk tidak membelanjakan uang yang dimiliki menjadi salah satu faktor terjadinya deflasi,” kata Fausania.

Menurut Fausania, tidak selamanya kebiasaan menghemat menjadi nilai positif. Menurutnya, banyak menghemat dan menyimpan uang bisa berakibat buruk bagi kestabilan ekonomi, yaitu menumbuhkan deflasi.

“Terlalu banyak atau terlalu sedikit membelanjakan uang juga tidak baik,” kata Fausania, seperti dikutip dari laman resmi ITS, Selasa (12/11/2024).

Baca Juga: BPS: RI Alami Deflasi 0,12 Persen September 2024

Maraknya deflasi berdampak besar bagi pasar Indonesia. Salah satu yang paling terimbas adalah sektor bahan bakar minyak (BBM). Lima bulan terakhir, diketahui harga BBM kian menurun karena semakin sedikitnya permintaan masyarakat.

Fausania mengatakan, pasar selalu menghadapi fenomena inflasi maupun deflasi, namun keduanya harus mampu mencapai titik stabil.

Lembaga yang memiliki tanggung jawab dalam mengatur dan mengemban stabilitas ekonomi Indonesia adalah Bank Indonesia (BI). Lembaga independen tersebut mengawasi tingkat deflasi Indonesia.

“BI melihat uang yang beredar, ketika uang yang beredar rendah maka ada indikasi akan terjadi deflasi,” katanya.

Menurutnya, menghadapi fenomena ketidakstabilan ekonomi, BI memiliki tiga fungsi utama yaitu menetapkan kebijakan moneter, mengatur stabilitas dan sistem keuangan, dan mengatur sistem keuangan serta mengelola uang rupiah.

Dengan perannya, saat fenomena deflasi diperkirakan terjadi, BI harus sigap mencetuskan kebijakan-kebijakan yang dapat mengatasi deflasi.

Terlebih, perilaku konsumen bukanlah hal yang dapat dikendalikan sehingga BI hanya mampu mengawasi dan membuat kebijakan sebagai cara preventif fenomena deflasi.

Baca Juga: Kata Jokowi Soal RI Diterpa Deflasi 5 Bulan Berturut-turut

Tak cuma pemerintah, Fausania mengatakan bahwa masyarakat juga harus ikut mendukung program atau kebijakan yang dicetuskan, demi menanggulangi fenomena deflasi atau inflasi.

Ia pun menghimbau kepada masyarakat untuk mengatur pola belanjanya agar stabil. “Masyarakat harus bisa mengatur kapan harus mengeluarkan maupun menyimpan uang,” kata Fausania.

Fausania pun berharap masyarakat dan pemerintah bisa bersinergi dengan baik, dalam menghadapi atau mencegah deflasi, inflasi, atau situasi krisis ekonomi lainnya.

“Semoga masyarakat lebih memperhatikan perilaku konsumsinya sehingga dapat mengurangi kemungkinan fenomena deflasi maupun inflasi terjadi,” pungkasnya.

Leave a Reply