TopCareerID

7 dari 10 Orang RI Mau Pindah Kerja pada 2025, tapi Kerap Di-Ghosting Perekrut

Ilustrasi LinkedIn

TopCareer.id – Data LinkedIn mengungkapkan bahwa 7 dari 10 (70 persen) profesional di Indonesia ingin pindah kerja pada tahun 2025. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata global yang hanya 58 persen.

Namun, studi LinkedIn juga menyebut hampir 6 dari 10 (59 persen) pencari kerja mengaku pernah di-ghosting oleh perekrut, serta tidak mendapatkan respon apapun usai mengirimkan lamaran atau menghubungi tim perekrut.

Hal ini pun membuat proses mencari atau pindah kerja di Indonesia menjadi semakin menantang.

Karena itu, lebih dari setengah responden mengaku bahwa mencari kerja jadi lebih sulit (58 persen) dan memakan waktu lebih lama (59 persen) walam setahun terakhir.

LinkedIn pun mengatakan, tren ini menunjukkan profesional dan pekerja di Indonesia perlu mengubah strategi mereka dalam mencari dan mendapatkan pekerjaan di 2025.

Dikutip dari siaran pers, Sabtu (18/1/2025), rata-rata pencari kerja atau profesional di tanah air menghabiskan waktu sampai empat jam per minggu, untuk mengirim lima lamaran pekerjaan.

Baca Juga: 10 Persen Profesional Saat Ini Punya Jabatan yang Tak Ada di Tahun 2000

42 persen responden percaya, semakin banyak lamaran yang dikirimkan, makin besar pula peluang mendapatkan pekerjaan. Anggapan ini paling banyak berasal dari Gen Z (45 persen) dan Milenial (43 persen).

Menurut Serla Rusli, LinkedIn Career Expert, di tengah persaingan job market yang makin kompetitif, pencari kerja seringkali melamar ke sebanyak mungkin posisi yang ada, dengan harapan peluang dapat pekerjaan semakin besar.

“Namun, mengirimkan lamaran terlalu banyak justru tidak akan berhasil, dan bisa membuat mereka kecewa saat menerima respon yang minim atau bahkan ‘di-ghosting‘ oleh para perekrut,” kata Serla, dikutip dari siaran pers, Jumat (17/1/2025).

Hal ini terlihat dari data yang menunjukkan bahwa perekrut juga merasa kelelahan dengan banyaknya lamaran yang tidak sesuai persyaratan.

Baca Juga: Tarik Minat Pekerja Gen Z, Perusahaan Bisa Lakukan Ini

8 dari 10 persen (80 persen) perekrut mengaku mereka tidak menerima lebih banyak lamaran dibandingkan tahun lalu.

Ini membuat 29 persen dari mereka menghabiskan waktu hingga 3 sampai 5 jam sehari, untuk menyeleksi lamaran. Namun, mereka mengungkapkan, dari lamaran yang diterima, tidak ada satupun yang benar-benar memenuhi kualifikasi.

Serla pun mengatakan, dengan semakin banyaknya orang yang mencari pekerjaan tahun ini, para profesional di Indonesia harus bisa beradaptasi.

“Mengambil pendekatan baru dan lebih strategis dalam melamar pekerjaan yang sesuai dengan skills sehingga mereka dapat tampil lebih menonjol,” kata Serla.

Baca Juga: 3 Tips Efektif Mencari Kerja di LinkedIn

Riset terbaru LinkedIn menunjukkan, 56 persen pencari kerja berharap mereka punya cara yang lebih efisien untuk memastikan mereka memiliki skills yang dibutuhkan.

LinkedIn sendiri baru saja meluncurkan fitur job match terbaru yang menampilkan bagaimana skills dan pengalaman mereka cocok untuk posisi yang tersedia.

Dengan begitu, para pencari kerja bisa fokus mencari pekerjaan dengan peluang yang lebih besar untuk mendapatkan tanggapan.

Pelanggan premium juga akan mendapatkan panduan tambahan dengan alat bantu bertenaga AI dari LinkedIn untuk memperbaiki CV, surat lamaran, dan melihat pekerjaan yang lebih cocok untuk mereka.

Exit mobile version