TopCareerID

Starbucks Indonesia Buka Suara Soal PHK dan Larangan Pakai Fasilitas Tanpa Beli

Ilustrasi Starbucks (Şahin Sezer Dinçer dari Pixabay)

TopCareer.id – Starbucks Indonesia buka suara soal rencana Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), serta larangan menggunakan fasilitas di gerainya tanpa melakukan pembelian.

PT Sari Coffee Indonesia, pemegang merek Starbucks di Indonesia melalui akun Instagram resmi @starbucksindonesia menyebut kedua kabar tersebut tidak berlaku di Indonesia.

“Sehubungan dengan berita yang beredar mengenai larangan untuk menikmati fasilitas gerai tanpa transaksi dan pemangkasan jumlah karyawan, aturan tersebut tidak berlaku di Indonesia,” tulis perusahaan.

Larangan penggunaan fasilitas gerai tanpa melakukan pembelian hanya berlaku di Amerika Serikat dan Kanada, karena banyak penyalahgunaan fungsi gerai di sana, karena isu sosial yang sedang berlangsung.

Menurut Starbucks Indonesia, langkah itu diberlakukan demi memastikan keamanan dan kenyamanan pelanggan dan mitra setempat.

Baca Juga: Starbucks Siap PHK Karyawan di 2025

“Dan terkait berita mengenai PHK yang diumumkan oleh CEO Starbucks Corporation, hal tersebut tidak berlaku untuk PT Sari Coffee Indonesia, mitra lisensi resmi untuk pemegang merek Starbucks di Indonesia,” kata mereka lebih lanjut.

Sebelumnya, Starbucks mengumumkan bahwa pelanggan di kedai kopi mereka di Amerika Utara harus membeli sesuatu jika ingin menggunakan fasilitasnya, termasuk toilet.

Kebijakan ini merupakan perubahan dari aturan sebelumnya yang memperbolehkan siapa saja menggunakan toilet tanpa harus melakukan pembelian.

Waralaba kopi terbesar di dunia itu juga merilis kode etik baru yang akan dipasang di setiap kedai Starbucks di AS dan Kanada.

Kode etik itu berbunyi: “Area Starbucks diperuntukkan bagi mitra dan pelanggan kami – termasuk kafe, teras, dan toilet kami.”

Starbucks menjelaskan, perubahan ini dilakukan karena mereka ingin memastikan semua orang merasa diterima dan nyaman saat berada di kedai mereka.

Baca Juga: Setelah Lama WFH, Karyawan Starbucks Diminta Ngantor 3 Hari Seminggu

Kemudian, Starbucks juga mengumumkan rencana pemangkasan jumlah karyawan, meski tidak mengungkapkan berapa pekerja yang akan terkena PHK.

PHK yang dilakukan Starbucks ini merupakan bagian dari restrukturisasi staf perusahaan.

Dalam sebuah surat kepada karyawan, Chairman dan CEO Brian Niccol mengatakan bahwa perusahaan perlu memastikan semua pekerjaan memiliki pemilik yang jelas dan bertanggung jawab dalam membuat keputusan.

Selain itu, Starbucks juga harus mengurangi kerumitan dan bekerja lebih terpadu, tanpa terjebak dalam sekat-sekat antar tim.

Exit mobile version