TopCareer.id – Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syaiful Huda mendukung wacana work from anywhere (WFA) atau kerja dari mana saja di masa Lebaran dan Nyepi 2025.
Sebelumnya, usulan WFA dilontarkan oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi, dalam rangka menekan potensi kemacetan mudik Lebaran dan Nyepi 2025.
WFA diusulkan berlaku mulai tanggal 24 sampai 27 Maret 2025 dan 8 sampai 11 April 2025.
Huda menyebut, penerapan WFA bagi pegawai negeri sipil atau swasta, akan memberikan waktu lebih panjang bagi para pemudik mempersiapkan perjalanan ke kampung halaman masing-masing.
“Konsep WFA ini layak dikaji agar para pemudik lebaran maupun hari raya nyepi tidak menempuh perjalanan di satu waktu sehingga mengurangi potensi kemacetan di jalur tol, akses bandar udara, maupun ke pelabuhan,” kata Huda dalam keterangan tertulis.
Baca Juga: Menag dan Menhub Bahas Wacana WFA Saat Libur Nyepi-Idulfitri
Menurut Huda, Idulfitri 2025 diperkirakan jatuh pada 31 Maret atau 1 April 2025. Sedangkan Nyepi jatuh pada 29 Maret 2025.
Mepetnya dua hari besar ini berpotensi mengganggu arus mudik, karena berhentinya layanan di Pelabuhan Gilimanuk maupun Bandara Ngurah Rai selama perayaan Nyepi.
“Situasi ini harus diantisipasi jauh hari dan konsep WFA yang disampaikan oleh Menhub Dudy cukup masuk relevan diterapkan sehingga pemudik terutama dari Bali dan sekitarnya bisa jauh hari menyiapkan diri,” kata Huda, ditulis Selasa (28/1/2025).
Politikus Fraksi PKB ini memperkirakan, akan terjadi peningkatan signifikan dalam mobilitas orang dan barang menjelang mudik Lebaran dan Hari Raya Nyepi.
Menurutnya, jika rata-rata jumlah pemudik saat Lebaran mencapai 193 juta orang, maka dengan waktu mudik Nyepi yang berdekatan, angka tersebut bisa meningkat hingga hampir 197 juta orang.
“Meskipun angka pasti pergerakan orang ini menunggu hasil survei Kemenhub, tetapi situasi adanya dua hari raya yang jatuh dalam kurun waktu hampir bersamaan harus diantisipasi secara serius,” kata Huda.
Ia menegaskan, kemacetan adalah momok bagi para pemudik dan juga pemerintah, karena menimbulkan komplikasi penanganan yang tidak mudah diselesaikan.
Baca Juga: Tips & Etika ‘Work From Cafe’ Biar Tak Ganggu Orang Lain
Kemacetan di berbagai ruas jalan saat mudik juga tak jarang menimbulkan korban jiwa akibat tingkat kelelahan yang tinggi. “Tentu saja tidak bisa diabaikan, total kerugian materil yang sulit diukur besarannya,” kata Huda.
Dengan penerapan WFA, para pemudik dinilai bisa mulai perjalanan ke kampung halaman jauh-jauh hari. Pemudik juga tidak akan menumpuk perjalanan mereka di cuti hari raya yang biasanya berjarak 3 sampai 4 hari menjelang hari H.
“Dengan konsep ini maka rekayasa lalu lintas bisa dilakukan jauh hari sehingga potensi adanya kemacetan panjang tidak akan terjadi,” imbuhnya.
Huda menegaskan, tetap dibutuhkan kesiapan matang apabila WFA diterapkan, dengan panduan yang jelas, kesiapan semua stakeholders, serta dukungan infrastruktur digital yang kuat.
“Harus dipastikan dukungan dan aturan jelas bagi bagi pegawai atau karyawan yang akan bekerja jauh dari kantornya,” pungkasnya.