Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Lifestyle

Cegah Lonjakan Kasus Kanker di Indonesia, Deteksi Dini Wajib Ditingkatkan

Ilustrasi pasien kanker. (fernando zhiminaicela dari Pixabay)

TopCareer.id – Pencegahan dan deteksi dini kanker di Indonesia harus diperkuat, agar jumlah kasus tidak terus meningkat.

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus kanker diprediksi melonjak hingga lebih dari 70 persen pada 2050, apabila tak ada langkah pencegahan dan deteksi dini.

Saat ini, sekitar 400 ribu kasus baru kanker terdeteksi setiap tahunnya, dengan angka kematian mencapai 240 ribu kasus.

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengutip laman resmi, Senin (10/2/2025) menegaskan, kanker tak cuma jadi tantangan medis tapi juga masalah sosial dan ekonomi yang kompleks.

Tak hanya biaya pengobatan yang tinggi dan hilangnya produktivitas, ada dampak psikologis bagi pasien dan keluarga karena beban berat yang harus ditangani.

Deteksi ini di Indonesia masih jadi tantangan. Banyak pasien yang datang sudah dalam kondisi stadium lanjut, sehingga menurunkan keberhasilan pengobatan dan meningkatkan biaya perawatan.

Baca Juga: Deteksi Dini Kanker Bakal Masuk Program Skrining Kesehatan Nasional

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengungkapkan, kanker payudara dan kanker serviks menjadi jenis kanker dengan angka kejadian tertinggi di Indonesia.

Karena itu, layanan skrining harus diperluas agar deteksi dini dapat dilakukan dengan lebih masif. “Jangan menunggu sakit untuk peduli terhadap kesehatan,” kata Ani Ruspitawati.

“Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Mulailah dengan pola hidup sehat dan rutin lakukan pemeriksaan kesehatan,” imbuhnya.

Deteksi dini kanker serviks kini diperluas dengan skrining menggunakan metode HPV DNA yang lebih sensitif dibandingkan metode konvensional.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kemenkes sendiri telah menggelar skrining kanker serviks gratis selama bulan Februari, di seluruh Puskesmas bagi perempuan yang sudah menikah.

Baca Juga: Mengenal Kanker Serviks yang Vaksinasinya Bakal Wajib di Indonesia

Vaksinasi HPV bagi anak perempuan usia 11 hingga 12 tahun juga terus didorong, demi mencegah kanker serviks sejak dini. Program ini juga sudah jadi bagian dari Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dan terus diperluas cakupannya.

Seluruh masyarakat juga diajak untuk berperan aktif dalam upaya pengendalian kanker. Stigma terhadap pasien seringkali jadi hambatan dalam deteksi dini dan pengobatan.

Karena itu, dukungan moral, empat, dan kepedulian dari lingkungan sekitar, sangat dibutuhkan agar pasien bisa menjalani perawatan dengan baik.

Selain itu, menurut Kemenkes, hingga 50 persen kasus kanker dapat dicegah dengan pola hidup sehat seperti menjaga pola makan, rutin olahraga, tidak merokok, menghindari alkohol, serta pemeriksaan kesehatan berkala.

Leave a Reply