Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tren

Petronas Mau PHK Pekerja Demi Kelangsungan Perusahaan

Ilustrasi Menara Petronas, Malaysia. (Andreas/Pixabay)

TopCareer.id – Perusahaan energi Malaysia Petronas mengumumkan akan melakukan pemangkasan pekerja, demi memastikan kelangsungan perusahaannya di tengah semakin meningkatnya tantangan bisnis global.

“Alasan untuk melakukan ini adalah untuk memastikan kelangsungan hidup Petronas dalam beberapa dekade mendatang,” kata Tengku Muhammad Taufik Tengku Azis, Presiden dan CEO Petronas.

“Jika kita tidak melakukannya sekarang, tidak akan ada Petronas dalam 10 tahun,” ujarnya seperti dikutip The Edge. Meski begitu, ia tidak merinci berapa pekerja yang akan terdampak.

Dilansir South China Morning Post, dikutip Rabu (12/2/2025), situs resmi mencatat bahwa perusahaan memiliki hampir 50 ribu karyawan.

Baca Juga: Ubisoft Tutup Studio di Inggris dan PHK 185 Pekerja

Kantor berita Bernama juga melaporkan, langkah ini diambil demi memastikan Petronas tetap bisa berkontribusi terhadap pembangunan negara Malaysia.

Perusahaan pun telah mengonfirmasi pemberitaan media dalam sebuah email tanggapan, namun tidak menyebut berapa jumlah karyawan yang terkena dampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ini.

CEO Petronas menambahkan, pengurangan karyawan ini tidak terkait dengan kesepakatan antara perusahaan dengan pemerintah negara bagian Sarawak, mengenai distribusi gas lokal.

Tahun lalu, negosiasi antara Petronas dan perusahaan minyak Sarawak, Petros, menimbulkan kekhawatiran terkait dampak terhadap keuangan dan operasional Petronas. Pasalnya, lebih dari 60 persen cadangan gas Malaysia ada di Sarawak.

Baca Juga: Meta Mau PHK 5 Persen Karyawan yang Tak Capai Target

Muhammad Taufik juga mengungkapkan bahwa proyek minyak dan gas di masa depan akan menghadapi tantangan lebih besar.

Margin keuntungan perusahaan pun diperkirakan akan turun jadi angka dua digit lebih rendah, dibandingkan saat ini yang masih berada di atas 20 persen.

Malaysia memperkirakan produksi gas alam dan minyak mentah akan turun pada 2025, karena rencana penutupan beberapa fasilitas pemeliharaan serta melemahnya permintaan ekspor.

Taufik mengatakan, perusahaan tak boleh hanya bergantung pada produksi minyak dan gas, tapi juga akan menawarkan produk energi lain seperti amonia biru, gas bersih yang dihasilkan dari hidrokarbon.

Leave a Reply