Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Lifestyle

Tanpa Pencegahan, Gangguan Pendengaran Bisa Bikin Rugi Warga Dunia

Ilustrasi telinga. (Kaboompics.com/pexels)

TopCareer.id – Gangguan pendengaran masih jadi ancaman masyarakat dunia. Angkanya bahkan diprediksi bisa mencapai 700 juta di 2050, jika tidak ada langkah pencegahan.

Hal ini seperti diungkap oleh Yussy Afriani Dewi, Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala Leher Indonesia (Perhati-KL) dalam sebuah konferensi pers beberapa waktu lalu.

“Gangguan pendengaran yang tidak tertangani juga memiliki konsekuensi ekonomi yang besar, dengan potensi kerugian global mencapai 980 miliar USD per tahun,” kata Yussy, dikutip dari laman Sehat Negeriku, Selasa (11/3/2025).

Yussy mengatakan, penyebab gangguan pendengaran sangatlah beragam, termasuk faktor genetik, komplikasi saat melahirkan, infeksi telinga, paparan bising, penggunaan obat ototoksik, serta risiko penuaan.

Baca Juga: Cegah Lonjakan Kasus Kanker di Indonesia, Deteksi Dini Wajib Ditingkatkan

Gangguan pendengaran pun dapat berdampak pada kemampuan bicara dan komunikasi, meningkatkan risiko demensia, serta membatasi akses pendidikan dan pekerjaan.

“Hal ini dapat mengurangi kualitasi hidup seseorang serta meningkatkan beban ekonomi akibat biaya perawatan yang lebih tinggi,” Yussy menambahkan.

Sekitar 60 persen penyebab masalah ini sesungguhnya bisa dicegah. Skrining dan deteksi dini menjadi langkah penting dalam memastikan gangguan pendengaran dapat segera ditangani.

Baca Juga: 3 Cara Daftar Cek Kesehatan Gratis

Yussy menyebut, ada beberapa langkah pencegahan gangguan pendengaran seperti pemberian nutrisi seimbang bagi ibu hamil, menjaga kebersihan rumah tangga dan lingkungan, serta pemberian ASI eksklusif.

Selain itu, penting juga untuk menjaga kebersihan telinga, menghindari kebiasaan merokok, menerapkan gaya hidup sehat dan konsumsi gizi seimbang, imunisasi dasar lengkap, dan menghindari paparan suara bising berlebihan.

Yusst y juga menegaskan bahwa edukasi kepada masyarakat dan dukungan tenaga kesehatan sangat penting dalam menciptakan generasi dengan pendengaran yang sehat.

“Rehabilitasi pendengaran dapat dilakukan melalui penggunaan alat bantu dengar, bahasa isyarat, serta terapi komunikasi total untuk membantu penderita gangguan pendengaran berinteraksi dengan lebih baik,” pungkasnya.

Leave a Reply