TopCareer.id – Pemudik yang berangkat menuju kampung halaman wajib melakukan persiapan dan mengantisipasi persoalan lalu lintas yang kerap terjadi selama periode mudik lebaran.
Dewanti, pakar dan peneliti dari Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan, jalan tol masih jadi andalan pemudik yang memakai mobil pribadi maupun bis antar kota antar provinsi (AKAP).
Berbagai evaluasi rekayasa lalu lintas yang sudah diterapkan pemerintah selama ini dalam mengatur arus mudik, menjadi pertimbangan dalam mengelola arus lalu lintas mudik di jalan tol tahun 2025.
“Pemberlakuan jalan satu arah atau one way maupun contra flow hendaknya diberlakukan pada ruas jalan tol yang tidak terlalu panjang untuk mengurangi potensi kecelakaan yang timbul di jalan tol serta meminimalkan dampak kemacetan yang ditimbulkan di jalan non tol,” kata Dewanti, dikutip dari laman resmi UGM, Kamis (27/3/2025).
Sementara bagi pemudik, perlu mewaspadai perjalanan melalui jalan arteri dan alternatif, dengan lalu lintas yang dipadati kendaraan besar seperti truk dan bus, mobil penumpang, sepeda motor, atau bahkan kendaraan tidak bermotor.
Baca Juga: Korlantas: WFA Bikin Arus Mudik Meningkat Lebih Awal
Selain itu, kerap kali ditemui berbagai aktivitas masyarakat di tepian jalan seperti aktivitas pasar, pertokoan, atau pedagang kaki lima yang meluber ke badan jalan.
“Kondisi seringkali pula menimbulkan kemacetan dan berpotensi terjadinya kecelakaan,” kata Dewanti.
Pemudik juga harus waspada cuaca yang tidak menentu. Cuaca yang terkadang sangat panas, namun bisa tiba-tiba hujan deras disertai angin yang bisa menjadi tantangan tersendiri, khususnya pengguna sepeda motor.
Kondisi kepanasan dan tiba-tiba hujan bisa berpengaruh pada kondisi fisik pemudik Lebaran. Tak menutup kemungkinan, pemudik mengalami kelelahan atau mengantuk.
Pemerintah pun harus bisa memberikan informasi titik-titik rawan kemacetan dan bencana seperti banjir dan tanah longsor.
“Semua harus diidentifikasi dan diinformasikan secara luas kepada masyarakat, termasuk jalur alternatif atau jalur evakuasinya, agar masyarakat bisa memilih rute perjalanan yang aman,” ujar Dewanti.
Untuk mengantisipasi berbagai kendala keamanan dan kesehatan, dibutuhkan pos keamanan dan kesehatan untuk para pemudik.
Baca Juga: Tips Aman Tinggalkan Rumah Kosong Saat Mudik Lebaran
Di jalan non tol, fasilitas-fasilitas semacam ini menjadi titik sentral bagi pemudik untuk mendapatkan layanan yang diperlukan. Rest area di jalan tol juga harus dipersiapkan sebaik mungkin.
Dewanti mengatakan, kesiapan ini wajib dilakukan agar menjamin agar pemudik bisa beristirahat dan menjaga kesehatan dengan cukup di rest area.
“Di Lokasi-lokasi ini perlu juga dipersiapkan ambulance-ambulance sebagai upaya jika terjadi kecelakaan mampu secara cepat melakukan golden time evakuasi guna mengurangi fatalitas,” kata Dewanti.
Kehadiran personil kepolisian, Dinas Perhubungan dan operator jalan tol untuk memonitor situasi juga sangat diperlukan untuk memberikan rasa tenang dan aman bagi pengguna jalan. Keberadaan mereka diharapkan mempercepat proses penanganan jika terjadi kemacetan maupun kecelakaan.
“Para pemudik atau pengguna jalan juga harus mempersiapkan diri dengan baik,” kata Dewanti. “Semua harus dipastikan save untuk melakukan perjalanan dengan berperilaku aman, disiplin dan tertib untuk menjaga keselamatan lalu lintas bersama,” pungkasnya.