TopCareer.id – Tren belanja konsumsi jelang Lebaran 2025 menunjukkan tanda-tanda penurunan, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) menyebut, asumsi perputaran uang di libur Idul Fitri 2025 diprediksi mencapai Rp 137.975 triliun.
Angka tersebut menurun dibandingkan perputaran uang selama Lebaran 2024, yang mencapai Rp 157,3 triliun.
Menurut Yudistira Hendra Permana, ekonom dari Sekolah Vokasi UGM, penurunan ini disebabkan menurunnya kemampuan daya beli masyarakat.
Seperti dikutip dari laman resmi UGM, ia mengatakan fenomena ini juga tercermin dari data tren deflasi yang terjadi. Yudistira pun menyoroti beberapa indikator ekonomi lain yang menurutnya mengkhawatirkan.
“Perbedaan tren konsumsi ini berkaitan dengan tren deflasi yang berlangsung hingga sekarang, melemahnya nilai tukar, kenaikan harga emas yang tinggi, penurunan IHSG, itu adalah hal-hal yang mengindikasikan kita tidak baik-baik saja.”
Baca Juga: Pergerakan Pemudik Lebaran 2025 Diprediksi Capai 146,48 Juta Orang
Dia menyebut, permasalahan ekonomi ini disebabkan oleh berbagai faktor yang saling terkait, termasuk masalah sosial, politik, dan ekonomi yang tak kunjung selesai dengan baik.
Hal ini terjadi terutama di tengah tekanan ekonomi global, serta efisiensi anggaran yang masih sulit dipahami arahnya.
“Kegagalan dalam mengkoordinasi hal-hal tersebut menjadi akumulatif dan menyebabkan apa yang kita alami di hari ini,” ujarnya, ditulis Jumat (28/3/2025).
Dampak dari permasalahan ekonomi pun dikhawatirkan bakal paling berdampak pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“UMKM jumlahnya banyak, kuantitas orang bekerja di sektor tersebut juga besar sehingga ketika satu pukulan ekonomi terjadi pada sektor perdagangan kecil, maka orang-orang terdampak juga akan banyak sekali,” kata Yudistira.
Menghadapi situasi ini, Yudistira mengimbau masyarakat untuk berhemat. “Yang harus dilakukan masyarakat itu satu, kencangkan sabuk, siap-siap jika terjadi hantaman. Kalau bisa berhemat, ya juga ikut berhemat,” ujarnya.
Baca Juga: Mobil Pribadi dan Bus Jadi Transportasi Favorit Buat Mudik Lebaran 2025
Namun di satu sisi, dia mengingatkan agar penghematan tak dilakukan terlalu ketat. Penghematan yang sangat berlebihan dapat membuat perdagangan dan sektor-sektor aktivitas ekonomi terancam sepi.
“Kencangkan sabuk, tapi jangan terlalu kencang, nanti malah sakit sendiri. Jadi, berhemat dan konsumsi yang diperlukan saja,” kata Yudistira.
Selain itu, masyarakat juga harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kebutuhan-kebutuhan lain di masa mendatang.
“Selain lebaran besok, masih ada tahun ajaran baru dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Bertahanlah dengan pekerjaan dan bisnis yang ada dulu sekarang,” pungkasnya.