3 Kategori Penjual E-Commerce yang Adopsi AI
Riset juga membagi kesiapan AI penjual berdasarkan lima aspek inti operasional bisnis yaitu operasi dan logistik, manajemen produk, pemasaran dan iklan, customer service, dan manajemen tenaga kerja.
Berdasarkan nilai rata-rata dalam setiap aspek tersebut, penjual pun dikategorikan menjadi AI Adepts, AI Aspirants, dan AI Agnostics.
Untuk AI Adepts adalah penjual yang sudah menerapkan AI di lebih dari 80 persen operasional mereka, yaitu di Asia Tenggara 24 persen dan di Indonesia 20 persen.
Lalu untuk AI Aspirants adalah mereka yang sudah mengintegrasikan AI secara sebagian, tapi masih memiliki kesenjangan adopsi di beberapa fungsi utama.
AI Aspirants di Indonesia mencapai 50 persen, sementara di Asia Tenggara mencapai 50 persen.
Terakhir adalah AI Agnostics, atau kelompok yang masih mengandalkan proses manual di sebagian besar fungsi bisnisnya. Di Asia Tenggaranya angkanya 26 persen, sementara di Indonesia 21 persen.
Baca Juga: Biar Makin Cuan, Ini Tips Optimasi Iklan Buat Jualan Online
Thailand memimpin untuk kategori AI Adepts (30 persen), diikuti Singapura (29 persen), Indonesia (29 persen), dan Vietnam (22 persen), meski terdapat kesenjangan pengetahuan.
Sementara, Malaysia (15 persen) dan Filipina (19 persen) menghadapi tantangan keterbatasan infrastruktur dan dukungan internal.
Mayoritas penjual di Asia Tenggara (76 persen) dan Indonesia (71 persen) berada di kategori AI Aspirants dan AI Agnostics.
Lazada pun menyebut, data ini mengindikasikan perlunya solusi AI yang efektif, terutama dalam hal fitur AI (42 persen) dan dukungan penjual (41 persen).
Di Indonesia, dukungan terhadap fungsi bisnis dengan tingkat adopsi AI yang rendah, seperti operasional dan logistik, perlu ditingkatkan untuk mempertahankan posisi atas dalam adopsi AI di Asia Tenggara.