Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tren

400 Serangan Ransomware Hantam Bisnis Asia Tenggara Tiap Hari di 2024

Ilustrasi mencegah serangan ransomware. (Kaspersky)

TopCareer.id – Serangan ransomware terhadap bisnis di kawasan Asia Tenggara meningkat tajam sepanjang tahun 2024. Hal ini diungkap oleh perusahaan keamanan siber Kaspersky.

Menurut Kaspersky, bisnis di Asia Tenggara rata-rata menghadapi 400 upaya ransomware setiap harinya pada tahun lalu.

Ransomware merupakan perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk memblokir akses ke sistem komputer atau mengenkripsi datanya hingga sejumlah uang (tebusan) dibayarkan. Serangan ini menargetkan individu dan perusahaan.

Dikutip dari siaran pers, Sabtu (19/4/2025), Kaspersky mendeteksi dan memblokir 135.274 serangan ransomware yang menargetkan bisnis di Asia Tenggara, antara Januari sampai Desember 2024.

“Dari total 57.000 serangan ransomware pada paruh pertama (semester I) tahun 2024, kelompok ransomware jelas meningkatkan serangan mereka selama enam bulan terakhirnya tahun lalu,” kata Adrian Hia, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky.

Baca Juga: Bisnis di Asia Tenggara Jadi Target Setengah Juta Serangan Phishing Tahun Lalu

“Dengan kelompok ransomware memanfaatkan metode yang semakin canggih, perusahaan-perusahaan di kawasan ini merasakan tekanan karena penyerang mengeksploitasi kerentanan dalam infrastruktur TI dan jaringan perusahaan yang semakin kompleks,” imbuhnya.

Perusahaan-perusahaan di Indonesia mengalami serangan ransomware tertinggi yang mencapai 57.554, diikuti Vietnam (29.282) dan Filipina (21.629).

Temuan lainnya, jumlah ransomware di Malaysia mencatat peningkatan 153 persen secara tahunan, dengan 12.643 deteksi tahun lalu dibandingkan 4.982 pada tahun 2023. Sementara, upaya serangan di Singapura hanya sebesar 208 di 2024.

Insiden ransomware yang terkenal di wilayah tersebut tahun lalu mencakup serangan terhadap pusat data nasional, penyedia layanan pos, portal pemerintah untuk pekerja asing, dan sektor ritel.

Baca Juga: Bisnis Wajib Waspada Serangan Siber yang Pakai AI

Hia mengatakan, kelompok ransomware terus menyempurnakan taktik mereka, mengeksploitasi kerentanan yang diketahui, serta memanfaatkan alat-alat canggih untuk mendapatkan akses yang tidak sah.

“Dengan menargetkan aplikasi yang terhubung ke internet, memanipulasi akun lokal, dan menghindari pertahanan titik akhir, mereka menunjukkan penguasaan yang canggih terhadap kelemahan jaringan,” kata Hia.

Dia pun mengatakan, ancaman semacam ini menegaskan kebutuhan yang mendesak akan pertahanan keamanan siber yang kuat, karena musuh terus berinovasi dan mengeksploitasi kerentanan yang paling umum sekalipun.

Leave a Reply