Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tren

RI Punya Potensi Punya 5,3 Juta Tenaga Kerja Hijau di 2029

Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas Febrian Alphyanto Ruddyard. (Dok: Kementerian PPN/Bappenas)

TopCareer.id – Kementerian PPN/Bappenas meluncurkan Peta Jalan Pengembangan Tenaga Kerja Hijau Indonesia. Peta Jalan ini juga didukung kerja sama pembangunan dari pemerintah Jerman, Australia, dan Bank Dunia.

Peluncuran dilakukan dalam Indonesia’s Green Jobs Conference (IGJC) 2025: Turning Vision Into Action pada Selasa (29/4/2025).

“Visi Indonesia Emas 2045 secara jelas telah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 59 Tahun 2024,” kata Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas Febrian Alphyanto Ruddyard dalam sambutannya.

“Ini adalah bentuk komitmen bersama seluruh komponen bangsa untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dan sejahtera,” imbuhnya, dikutip dari keterangan tertulis.

Di 2025, jumlah tenaga kerja hijau di Indonesia diperkirakan mencapai 4 juta orang atau 2,7 persen dari total tenaga kerja. Angka tersebut bisa meningkat lebih dari 5,3 juta orang atau 3,14 persen pada 2029, dalam skenario pertumbuhan ekonomi tertinggi.

Sementara, jumlah pekerjaan yang berpotensi menjadi hijau diproyeksikan mencapai 56 juta pada 2025 dan meningkat menjadi 72 juta pada 2029.

Ini membuat mayoritas tenaga kerja Indonesia berpotensi besar untuk bertransformasi menjadi tenaga kerja hijau, dengan dukungan teknologi, keterampilan, dan kebijakan pemerintah yang tepat.

Baca Juga: Menperin Sebut Industri Agro Bisa Serap 9 Juta Tenaga Kerja

Namun, proses transformasi ini juga menghadapi tantangan seperti rendahnya partisipasi perempuan, tinggina proporsi pekerjaan informal, kesenjangan dalam pengupahan, dan perlindungan sosial.

Karena itu, strategi jangka pendek dan menengah yang dirancang dalam peta jalan mencakup penyesuaian sistem pelatihan dan pendidikan vokasi agar sejalan dengan kebutuhan nyata pasar kerja hijau.

Peta jalan yang diluncurkan sendiri dirancang sebagai panduan strategis dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM), untuk menghadapi tantangan transisi menuju ekonomi hijau. Dokumen ini menjadi acuan nasional dalam menyusun regulasi, program, dan investasi SDM secara terintegrasi dan inklusif.

Ada delapan sektor prioritas mulai dari energi terbarukan hingga ekonomi sirkular, yang dinilai berpotensi besar dalam mendukung transformasi ekonomi rendah karbon dan penciptaan pekerjaan hijau berkualitas.

Pendekatan yang digunakan dalam peta jalan fokus pada identifikasi tugas dan kompetensi yang berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan.

Hal ini memastikan pekerjaan hijau dapat dijabarkan menjadi kebutuhan keterampilan yang spesifik dan dapat dilatih secara sistematis.

Peta jalan ini adalah hasil kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan. Beberapa yang terlibat termasuk Kementerian Ketenagakerjaan, kementerian/lembaga terkait lainnya, swasta, serikat pekerja, OMS, serta mitra pembangunan internasional seperti GIZ dan PROSPERA.

Peluncuran peta jalan ini juga menjadi bagian dari peringatan 50 tahun Kerja Sama Pembangunan Jerman di Indonesia.

Baca Juga: LinkedIn: Tenaga Kerja RI Perlu Tingkatkan Keterampilan AI

Menurut Duta Besar Jerman untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor-Leste Ina Lepel, dukungan pemerintah Jerman adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk mendukung Indonesia dalam memajukan transisi yang adil, inklusif, dan berkelanjutan menuju ekonomi hijau.

“Memajukan keterampilan tenaga kerja Indonesia menuju hijau menjadi salah satu faktor kunci,” kata Ina Lepel.

Keberhasilan implementasinya juga tergantung pada sinergi dan kolaborasi multipihak, meliputi pemerintah, swasta, akademisi, komunitas, hingga mitra pembangunan nasional.

Febrian pun mengatakan, transformasi menuju ekonomi hijau harus ditempuh dengan menempatkan SDM sebagai pusat perubahan, untuk mencapai tenaga kerja terampil, inklusif, dan siap menghadapi masa depan.

“Saya membayangkan dan bahkan bermimpi, bahwa dalam lima tahun ke depan, ketika seseorang ditanya ‘apa pekerjaan Anda?’, jawabannya tidak hanya soal gaji, tapi juga ‘seberapa hijau pekerjaan Anda?” kata Febrian.

“Mungkin itulah impian bersama kita: pekerjaan hijau sebagai ciri peradaban baru Indonesia,” pungkasnya.

Leave a Reply