TopCareer.id – Miliarder Elon Musk menyebut bahwa robot akan mengungguli dokter bedah hanya dalam hitungan tahun.
“Robot akan melampaui dokter bedah manusia yang baik dalam beberapa tahun dan dokter bedah manusia terbaik dalam ~5 tahun,” kata Elon Musk melalui akun X-nya @elonmusk, dikutip Senin (5/5/2025).
Bos Tesla itu pun menyebut perusahaannya Neuralink, yang harus memakai robot untuk pemasangan elektroda komputer otak.
“@Neuralink harus menggunakan robot untuk pemasangan elektroda komputer-otak, karena mustahil bagi manusia untuk mencapai kecepatan dan ketepatan yang dibutuhkan,” kata Elon Musk.
Elon Musk sebelumnya juga mengisyaratkan kemungkinan AI menggantikan dokter manusia. Awal tahun ini, dia mengklaim chatbot milik perusahaannya, Grok, bisa mendiagnosis cedera medis.
Baca Juga: Penelitian: Robot akan Melakukan 39% Pekerjaan Rumah Tangga pada 2033
Namun, dikutip dari Live Mint, klaim Musk dibantah oleh Grok itu sendiri, ketika menjawab pertanyaan pengguna.
“Saya tidak memiliki kemampuan untuk mendiagnosis cedera medis, tetapi saya dapat memberikan informasi umum atau memandu Anda tentang tempat untuk mencari nasihat medis yang tepat,” kata Grok.
“Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang cedera, sebaiknya konsultasikan dengan profesional kesehatan yang dapat memberikan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat,” imbuhnya.
Selain Musk, beberapa perusahaan Big Tech juga memiliki misi untuk menyediakan manfaat AI dalam perawatan kesehatan.
CEO Google Deepmind, Demis Hassabis, bahkan dalam sebuah wawancara mengklaim AI akan bisa menyembuhkan semua penyakit dalam beberapa tahun.
Baca Juga: Robot Bakal Masuki Dunia Pekerjaan Menjahit Celana Jeans
Para petinggi OpenAI juga kerap membagikan cerita mengenai pengguna yang memakai ChatGPT untuk meminta saran kesehatan.
Selain itu, Microsoft juga meluncurkan alat diagnostik baru untuk menemukan penyakit langka. CEO Satya Nadella mengklaim ini bisa “benar-benar meningkatkan kualitas hidup.”
Namun di sisi lain, ada potensi kerugian dari penggunaan AI sebagai alat diagnostik. Alat AI saat ini masih didukung oleh Large Language Model (LLM) yang rentan terhadap halusinasi hingga mengarang cerita.
Berbeda dari tugas yang terkait dengan coding atau penulisan, taruhannya adalah hidup atau mati manusia, apabila terjadi kesalahan diagnosis oleh AI.