TopCareer.id – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) meluncurkan Program Magang Berdampak 2025 bagi mahasiswa.
Program Magang Berdampak bertujuan meningkatkan angka partisipasi mahasiswa di dunia kerja, serta mencetak agen perubahan yang mampu menjawab tantangan masa depan.
“Program ini dirancang bukan semata-mata untuk meningkatkan angka partisipasi magang, tapi juga untuk menyiapkan mahasiswa menjadi pelaku perubahan,” kata Mendiktisaintek Brian Yuliarto, mengutip siaran pers, Rabu (18/6/2025).
Menurut Brian, mereka tak hanya ingin mencetak lulusan, tapi juga agen perubahan dengan kepekaan sosial, keterampilan profesional, dan daya saing global.
Program ini sudah disiapkan sejak awal 2025, serta menjawab transformasi pendidikan yang menuntut mahasiswa agar tak cuma berkutat di ruang kuliah dan teori semata.
Brian mengatakan, mahasiswa perlu diberikan ruang untuk terlibat langsung dalam dunia kerja, menyelesaikan masalah nyata, serta membangun jejaring profesional lintas sektor. Menurutnya, program ini bukan sekadar magang biasa.
“Melainkan bagian dari strategi besar Kampus Berdampak yang memadukan pembelajaran berbasis pengalaman, kontribusi sosial, dan koneksi antara kampus dengan dunia kerja,” kata Brian.
Baca Juga: Biar Tak Menyesal, Ini Tips Pilih Jurusan Kuliah Bagi Calon Mahasiswa
Mitra-mitra yang membuka lowongan berasal dari beragam sektor seperti logistik, teknologi informasi, kecerdasan buatan, edutech, video streaming, robotik, smart city, ritel digital, perbankan, pelestarian budaya, hingga layanan pustaka.
Program Magang Berdampak membuka pendaftaran mahasiswa calon peserta magang pada 16 Juni hingga 11 Juli 2025. Pelaksanaannya dimulai sejak 4 Agustus hingga 22 Desember 2025.
Mahasiswa yang mendaftar akan melalui proses seleksi dan pembekalan, didampingi dosen pembimbing lapangan, serta memperoleh bantuan biaya hidup.
Evaluasi program akan dilakukan secara berkala, mulai dari laporan kegiatan mahasiswa hingga pelaporan dari mitra dan perguruan tinggi.
Pada akhir program, seluruh peserta akan mengikuti proses mobilisasi kepulangan dan penyusunan laporan akhir.
Magang Berdampak merupakan hasil evaluasi dari program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), yang diklaim membawa dampak positif.
Baca Juga: Menaker Ungkap 3 Pekerjaan Ini Dibutuhkan di Masa Depan, Tapi Keahliannya Langka di Indonesia
Wamendiktisaintek Stella Christie mengatakan, evaluasi mereka mencatat rata-rata gaji alumbni MSIB mencapai Rp 5,5 juta, atau 98,62 persen lebih tinggi dibandingkan data Survei Angkatan Kerja Nasional.
“Sebanyak 16,52 persen mahasiswa magang dan 6,25 persen peserta studi independen menerima tawaran kerja langsung dari mitra. Ini adalah prestasi yang membanggakan,” kata Stella.
Selain itu, sebanyak 33 persen peserta berasal dari keluarga kurang mampu, dan 12,44 persen berasal dari orang tua yang tidak lulus SD.
“Program ini menghadirkan keadilan sosial dalam akses pengalaman kerja. Kami ingin agar magang menjadi bagian dari sistem pembelajaran, bukan hanya aktivitas tambahan,” kata Stella.
“Oleh karena itu, penting agar pengalaman ini direkognisi menjadi SKS di kurikulum program studi,” pungkasnya.