TopCareer.id – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menilai bahwa produktivitas tenaga kerja Indonesia masih rendah dibandingkan rata-rata negara ASEAN.
Hal ini disampaikan oleh Menaker Yassierli dalam KTT INDEF 2025: Masa Depan Ekonomi Indonesia di Tengah Perang Dagang dan Konflik Timur Tengah pada Rabu (2/7/2025).
“Beberapa riset mengatakan bahwa total produktivitas itu berbanding lurus dengan GDP,” kata Yassierli, seperti juga disiarkan secara daring di kanal YouTube INDEF.
Ia mengatakan, entah bagaimana solusi yang berbasis produktivitas menghilang setelah era 90-an.
Selain itu, Yassierli juga menyebut bahwa tingkat skill digital pekerja di Indonesia masih tergolong rendah, jika dibandingkan tolok ukur negara-negara maju.
Dalam presentasinya, Menaker menjabarkan jumlah pekerja yang memiliki skill digital hanya 19 persen, sementara benchmark negara maju adalah 58 hingga 64 persen.
Baca Juga: Menaker: Tantangan Utama Dunia Kerja Bukan Hanya Soal Angka Pengangguran
Yasserli juga mengatakan bahwa Human Capital Index (HCI) Indonesia juga masih rendah yaitu 0,540, dan berada di bawah rata-rata ASEAN. “Produktivitas kita juga 10 persen di bawah rata-rata ASEAN,” kata Yassierli.
Menaker pun menyebut bahwa mereka memiliki inisiatif Gerakan Peningkatan Produktivitas Nasional.
Yassierli menegaskan bahwa produktivitas adalah kunci untuk meningkatkan daya saing, sehingga tidak tergantung pada kondisi global.
Selain itu, dia mengungkapkan akan juga dibentuk juga Lembaga Produktivitas Nasional, yang merupakan amanat dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 1 tahun 2024.
“Di situ saya sebagai Dewan Pengarah, tapi sampai sekarang kita belum di-launching, karena kami masih mencari komposisi terbaiknya seperti apa,” kata Yassierli.
Baca Juga: Green Jobs Jadi Fokus, Kompetensi Tenaga Kerja Harus Diperkuat di Era Transisi Energi
Adapun, Gerakan Peningkatan Produktivitas Nasional akan mencakup empat hal yaitu Sosialisasi dan Edukasi, Penyiapan Ekosistem, Intervensi, dan Monitoring dan Evaluasi.
Sosialisasi dan edukasi mencakup podcast budaya produktivitas, buku saku produktivitas, dan kalkulator produktivitas.
Penyiapan ekosistem termasuk sertifikasi 2.000 Productivity Specialist, fokus pada Greys Productivity Specialist, dan menghadirkan 5 Productivity Center di BLK, KEK/KI, dan Perguruan Tinggi.
Untuk intervensi mencakup asesmen dan intervensi peningkatan produktivitas 1.000 perusahaan industri menengah dan terintegrasi dengan Apprenticeship Nasional. Sementara, monitoring dan evaluasi mencakup Productivity Award tahunan.