TopCareerID

5 Tips Resign Baik-Baik Biar Tali Silaturahmi Tak Putus

Ilustrasi resign. (Gambar dibuat dengan AI ChatGPT)

TopCareer.idResign atau mengundurkan diri sering jadi pilihan terakhir saat kita sudah tidak mampu untuk bertahan dengan pekerjaan saat ini.

Namun, tak semua resign dilakukan karena masalah. Beberapa faktor lain seperti mengejar karier yang lebih tinggi, berganti industri, atau mendapat tawaran gaji yang lebih baik, jadi alasan untuk mundur dari pekerjaan.

Alasan-alasan tadi bukanlah alasan personal, yang mengharuskan seseorang untuk memutus hubungan dengan rekan, teman, atau tempat kerja lama kita.

Karena itu, jika Anda memutuskan untuk keluar dari pekerjaan dengan baik-baik, tentu saja proses mengundurkan diri juga harus diselesaikan dengan baik-baik juga.

Ella Burke, pakar HR dan pendiri Employii mengatakan bahwa mengundurkan diri dari pekerjaan dengan kondisi yang buruk haruslah dihindari.

Burke mengatakan, resign adalah sebuah hal yang wajar, di mana atasan Anda pasti sudah mengetahuinya.

“Tapi cara kamu melakukannya bisa membuka pintu baru atau justru membakar jembatan (dan semua koneksi di sekitarnya) untuk selamanya,” kata Burke, seperti dikutip dari SEEK, Sabtu (26/7/2025).

Baca Juga: Susah ‘Resign’ Bikin Pekerja di Jepang Minta Bantuan Agensi

Menurutnya, meski Anda tidak bisa mengontrol sikap orang lain, namun Anda tetap bisa mengendalikan respon Anda sendiri.

“Jadi meskipun kamu benci bosmu, benci kantormu, dan sedang menghitung detik sampai hari terakhirmu, bersikap profesional dan sopan tetap demi kepentinganmu sendiri,” kata Burke.

Ia menegaskan, ini bukan berarti Anda tidak bisa jujur saat exit interview.

“Rencanakan apa yang akan kamu sampaikan, sampaikan dengan fakta, dan tetap komunikasikan secara profesional,” Burke mengatakan.

Michael Berger, direktur agensi rekrutmen Talent Blueprint, mengatakan bahwa penting untuk memikirkan dampak jangka panjang dari “membakar jembatan” saat resign.

“Keluar dengan cara negatif bisa berdampak pada peluang karier ke depan tanpa kamu sadari,” katanya.

“Dunia ini kecil, dan jejaring industri tertentu bahkan yang lebih kecil lagi, berita menyebar dengan cepat, baik benar maupun hanya gosip,” ujar Berger.

5 Tips Resign Baik-Baik Tanpa Putus Silaturahmi

Karena itu, berikut ini lima tips untuk resign baik-baik tanpa harus memutus koneksi dan silaturahmi:

Burke mengatakan, orang biasanya akan lebih menghargai jika Anda mengatakan pengunduran diri secara langsung.

Nada suara dan bahasa tubuh menunjukkan sisi manusiawi. Jadi, beri tahu atasan bahwa Anda ingin berbicara secara pribadi saat mereka ada waktu. Jika tidak memungkinkan bertemu langsung, lakukan lewat video call atau telepon.

Saat bicara, sampaikan juga alasan pribadi untuk mengundurkan diri, sehingga mereka lebih memahaminya meski pasti akan kecewa.

Meski sudah terasa tak betah dengan pekerjaan sebelumnya, tapi Anda pasti mendapatkan sesuatu selama kerja di sana.

Entah itu pengalaman atau bimbingan, pasti selalu ada hal positif yang bisa Anda syukuri. Karena itu, tunjukkan rasa terima kasih kepada atasan dan rekan-rekan.

Setelah menyampaikan keinginan resign secara langsung, kirimlah tindak lanjut berupa surat pengunduran diri resmi.

Dalam surat tersebut, cantumkan tanggal hari terakhir kerja sesuai masa pemberitahuan yang berlaku. Cek kontrak atau ketentuan kerja jika kamu ingin tahu berapa lama pemberitahuan harus diberikan.

Memberikan waktu yang cukup untuk pemberitahuan menunjukkan profesionalisme dan memberi waktu bagi perusahaan untuk mencari pengganti.

Burke menekankan bahwa jika kamu tidak memberi cukup pemberitahuan, kamu bisa dianggap tidak sopan dan bisa saja gaji terakhirmu dipotong.

Baca Juga: Kapan Waktunya Kamu Harus Resign? Ini Jawabannya

Masa antara pengunduran diri hingga hari terakhir sangat penting. Orang lain cenderung lebih mengingat hal-hal terakhir yang mereka alami bersama Anda.

“Orang akan lebih mengingat perilaku kamu di minggu-minggu terakhir, jadi buatlah itu menjadi kenangan positif,” kata Burke.

Salah satu etika yang bisa diterapkan dalah meminta izin sebelum mencantumkan atasan atau rekan kerja sebagai referensi.

Di samping itu, lakukan pekerjaan sebaik mungkin, selesaikan tanggung jawab, dan tawarkan bantuan untuk melatih pengganti Anda jika sudah ada.

Anda tidak tahu kapan koneksi akan berguna. Karena itu, tetaplah menjaga silaturahmi dengan rekan-rekan lama, entah itu dengan sekadar likes postingan perusahaan atau merekomendasikan orang lain.

“Bisa 1, 2, atau 10 tahun ke depan, tapi hubungan itu tetap bisa berguna,” kata Burke.

Jika Anda punya atasan yang sulit diajak bicara, Berger menegaskan Anda harus tetap profesional dan jangan terjebak dalam perdebatan.

Anda tidak perlu memberikan detail secara berlebihan atau alasan emosional. Cukup sampaikan Anda mendapatkan peluang baru dan akan menjalani masa notice sesuai ketentuan.

“Dan jangan terpancing komentar negatif,” kata Berger.

“Anda pindah ke posisi yang lebih cocok untuk tujuan karier, ucapkan terima kasih, dan selesai. Lalu selesaikan masa notice dengan profesional, dan angkat kepala tinggi-tinggi,” pungkasnya.

Exit mobile version