TopCareer.id – Dinamika di dunia kerja seperti disrupsi teknologi atau gejolak ekonomi, juga berdampak pada berubahnya kebutuhan dan rekrutmen pekerja pada sebuah perusahaan.
Tidak sedikit perusahaan yang melakukan efisiensi, membatasi rekrutmen, atau menggantikan peran-peran manusia dengan teknologi seperti akal imitasi (AI). Berbagai permasalahan itu pun berpengaruh pada dunia ketenagakerjaan.
Krisis ketenagakerjaan sendiri juga terjadi di Indonesia, di mana tengah banyak perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga masalah pengangguran.
Christine, juru bicara Talentvis Singapura mengatakan bahwa pekerja di Indonesia harus dapat menghadapi krisis ketenagakerjaan dengan beberapa cara.
Baca Juga: Krisis Ketenagakerjaan, Employer Branding Perusahaan Jadi Taruhan
Melalui keterangan tertulis pada TopCareer.id, ia mengatakan bahwa cara pertama yaitu dengan meningkatkan atau mengubah keterampilan agar tetap kompetitif.
Kemudian, jangan lupa untuk memperluas jejaring atau koneksi melalui acara industri dan platform daring.
“Teruslah mengikuti tren pasar dan sektor yang sedang berkembang, serta bangun personal branding yang kuat di platform seperti LinkedIn,” ujarnya, ditulis Senin (28/7/2025).
Baca Juga: Tingkat Pergantian Karyawan Indonesia Terus Meningkat, Ini Penyebabnya
Bicara soal keterampilan, Christine mengungkapkan ada pergeseran yang jelas dalam keterampilan yang paling dibutuhkan di pasar kerja Asia.
Adapun lima kemampuan yang banyak dicari perusahaan saat ini yaitu:
- Keterampilan digital seperti analisis data, pemasaran digital, dan literasi AI
- Keterampilan teknologi termasuk pengembangan perangkat lunak, keamanan siber, dan komputasi awan
- Soft skills seperti kemampuan beradaptasi, berpikir kritis, dan komunikasi
- Kepemimpinan dan manajemen proyek, terutama dalam pengaturan kerja hybrid atau remote
- Seiring perubahan pasar, perusahaan semakin menghargai talenta yang mampu belajar cepat, bekerja fleksibel, dan mendorong inovasi.