Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tren

Pesan Wamenperin ke Gen Z yang Mau Angkat Industri Batik Indonesia

Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza pada kuliah umum “Membatik Pikiran, Mewarnai Karakter, Menjahit Cita-Cita” dalam rangkaian Industrial Festival feat. Gelar Batik Nusantara 2025 di Jakarta, Rabu (30/7/2025) (Dok: Kementerian Perindustrian)

TopCareer.id – Batik saat ini tak lagi lekat dengan jadul atau kuno, di mana generasi muda termasuk Gen Z, juga memakainya untuk aktivitas sehari-hari, dengan dipadukan tren kekinian.

Menurut Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, dalam beberapa tahun terakhir, batik semakin dekat dengan Gen Z yang aktif mengangkatnya melalui fesyen, konten digital, dan kewirausahaan kreatif.

Saat ini, lebih dari 53,8 persen penduduk Indonesia merupakan generasi milenial dan generasi Z.

Artinya, generasi muda memiliki potensi besar yang berperan penting dalam pelestarian dan inovasi batik agar tetap relevan lintas generasi.

Mengutip keterangan tertulis, Wamenperin mengatakan, para pembatik di zaman dulu adalah anak muda, bukan orang tua seperti yang dilihat saat ini.

“Mereka menciptakan motif-motif batik dari pengalaman, warisan yang didapatkan dari orang tua, budaya lingkungan, dan inspirasi,” kata Faisol dalam acara Industrial Festival feat. Gelar Batik Nusantara 2025 di Jakarta, Rabu (30/7/2025).

Karena itu, Wamenperin mengajak generasi muda untuk memanfaatkan usia produktif dan kesempatan luas. Apalagi, mereka yang mahasiswa akan memasuki tahapan dunia kerja.

Untuk itu, Wamenperin mengungkapkan lima kemampuan utama yang perlu dimiliki generasi muda, untuk menghadapi tantangan industri batik di masa depan.

Baca Juga: Ini Sejarah dan Alasan 2 Oktober Jadi Hari Batik Nasional

Pertama adalah kesiapan intelektual. Di sini generasi muda memiliki kesiapan untuk mau bertempur di dunia nyata.

Selain itu, generasi muda mampu memahami sejarah dan filosofi batik sebagai bagian dari identitas nasional, serta sadar akan tantangan globalisasi terhadap budaya lokal.

Kedua adalah keterampilan digital dan kreatif. Menurut Faisol, digitalisasi yang terkait dengan kreativitas saat ini tak bisa dihindarkan dalam setiap aspek kehidupan.

Generasi muda bisa meningkatkan skill untuk desain grafis, animasi, serta memanfaatkan media sosial untuk menjadi kreator konten yang memperkenalkan batik.

“Ekosistem di Indonesia sebenarnya sangat mendukung untuk digitalisasi. Masalahnya, infrastruktur digital kita belum belum kuat dan merata,” kata Faisol, dikutip dari siaran pers, Senin (4/8/2025).

“Karena itu, Kementerian Perindustrian terus bekerja keras supaya infrastruktur digital juga dimiliki oleh bangsa kita dengan sebaik-baiknya,” imbuhnya.

Ketiga, pengalaman berwirausaha. Menurut Faisol, jika anak muda bisa menggabungkan semua potensi yang ada di dunia wirausaha, mengelolanya dengan baik, dan menjalankannya secara optimal, ini bisa berkembang menjadi industri besar.

Sebagai langkah awal, mereka bisa mulai dengan membangun brand batik lokal yang dikemas dengan gaya modern seperti streetwear, ramah lingkungan (sustainable), dan mengikuti tren fesyen terkini.

Baca Juga: Demi Kesehatan Lingkungan, Pengrajin Batik Beralih ke Pewarna Alami

Keempat adalah kepekaan sosial dan lingkungan. Ada beberapa isu yang disorot anak muda saat ini misalnya gerakan anti produk plastik sekali pakai, energi terbarukan, pengelolaan sampah, hingga kebersihan sungai dari limbah.

Kepekaan itu, kata Faisol, menjadi potensi untuk mencapai tujuan dan cita-cita di masa depan yang generasi muda miliki.

Kelima adalah sikap bangga dan aktif. Wamenperin menegaskan pentingnya anak muda untuk memiliki ambisi sebagai penunjuk arah dalam mencapai cita-cita.

Selain itu, penting untuk membiasakan diri membuat rencana yang jelas, agar semangat dan keaktifan mereka bisa terukur dan terarah.

Penyelenggaraan Industrial Festival 2025 berkolaborasi dengan Gelar Batik Nusantara akan berlangsung pada 30 Juli – 3 Agustus 2025 di Pasaraya Blok M.

Selain pameran, akan ada talkshow community engagement yang membahas inovasi industri batik melalui pendekatan fesyen berkelanjutan serta pemanfaatan teknologi.

Festival juga dimeriahkan dengan Kompetisi Konten Kreatif dan peluncuran Sayembara Maskot Industri yang terbuka bagi publik termasuk mahasiswa, untuk merancang maskot yang merepresentasikan semangat industri 4.0 Indonesia.

Leave a Reply