Ancaman dari Perangkat yang Dipakai
Gen Z yang melakukan polyworking juga seringkali mengerjakan berbagai pekerjaan dengan laptop atau ponsel pribadi yang sama, tanpa segmentasi antara lingkungan kerja dan personal.
Ini memudahkan file klien sensitif atau kredensial perusahan disimpan di perangkat yang tidak aman, atau solusi penyimpanan cloud publik seperti Google Drive atau Dropbox.
Dalam beberapa kasus, pekerja polyworker juga memasang perangkat lunak atau ekstensi peramban yang tidak sah untuk menyederhanakan multitasking mereka. Praktik ini dikenal sebagai TI bayangan.
Meski berguna dalam jangka pendek, aplikasi tidak resmi mungkin memiliki kerentanan atau punya kebijakan berbagi data yang tidak jelas, sehingga meningkatkan potensi serangan di semua jenis pekerjaan.
Baca Juga: Sederet Tren Internet Ini Bikin Gen Z Diincar Penjahat Siber
Bahayanya pun tidak terbatas pada pekerja lepas perorangan.
“Tumpang tindih antara pekerjaan, kehidupan, dan teknologi Gen Z menciptakan jenis kelebihan beban kognitif yang unik,” kata Evgeny Kuskov, Pakar Keamanan di Kaspersky.
Menurut Kuskov, multitasking yang terus menerus juga bisa meningkatkan risiko kesalahan seperti mengirim file yang salah ke klien yang salah, mengabaikan email phishing, dan salah mengonfigurasi izin akses.
“Ini bukan tentang kecerobohan. Ini tentang banyaknya tuntutan digital yang menarik perhatian ke segala arah. Dan dalam keamanan siber, bahkan satu kelalaian kecil pun dapat berakibat besar,” ujarnya.