TopCareer.id – Terlalu lama stres tak hanya berbahaya bagi kesehatan mental, tapi juga bisa jadi pemicu botak.
Menurut psikiater Riati Sri Hartini, fenomena ini dikenal dengan istilah alopecia areata, penyakit autoimun yang menyebabkan kerontokan rambut hingga membentuk botak di beberapa bagian kepala.
“Peningkatan kortisol akan mengurangi protein di folikel rambut dan memperpanjang fase istirahatnya,” kata dosen Fakultas Kedokteran IPB University ini, mengutip laman resmi IPB, Kamis (21/8/2025).
Ia menjelaskan, pertumbuhannya akan terganggu dan siklus rambut menjadi tidak normal, membuat manifestasinya bisa berupa alopecia areata.
Baca Juga: Produktif di Kantor Tapi di Rumah Mati Rasa? Ini Tanda Kamu Kena Functional Freeze
Stres juga dapat memicu perilaku mencabuti rambut sendiri atau trichotillomania. Kondisi ini sering berkaitan dengan masalah psikologis yang mendasarinya, seperti depresi atau kecemasan.
Namun, Riati menegaskan tak semua orang yang mengalami stres akan mengalami kerontokan rambut.
“Faktor risiko tidak hanya stres saja. Jika faktor lain tidak ada, kerontokan belum tentu terjadi,” Riati menjelaskan.
Alopecia areata tak cuma berdampak pada penampilan, tapi juga kesehatan mental. Banyak penderita mengalami penurunan rasa percaya diri, kecemasan, hingga depresi. Masalah ini, kata Riati, dapat ditangani secara medis dan psikologis.
Baca Juga: 6 Tips Tetap Profesional di Tengah Tekanan Kerja
Untuk medis, dokter kulit bisa memberikan kortikosteroid dalam bentuk suntikan, oles, atau oral, obat perangsang pertumbuhan rambut, imunomodulator, maupun JAK inhibitor untuk menyeimbangkan protein.
Sementara untuk psikologis, pengelolaan stres dapat dilakukan melalui gaya hidup sehat, relaksasi, yoga, meditasi, dan konsultasi dengan profesional.
“Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga fisik. Jika mengalami stres berat atau gejala kebotakan yang tidak biasa, segera cari bantuan profesional dan konsultasikan ke dokter,” pungkasnya.