TopCareer.id – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyebut ada tiga faktor global yang bakal mengubah dunia kerja.
Yassierli menyebut, tiga faktor global yang akan berdampak pada dunia kerja tersebut adalah AI & Digitalisation Disruption, Green Transition & Sustainability, serta Demographic & Care Economy Shift.
“Dari perubahan lanskap tersebut, diperkirakan 170 juta pekerjaan baru akan tercipta pada tahun 2030,” kata Yassierli dalam acara Indonesia Summit 2025, mengutip keterangan tertulis.
“Namun, di sisi lain 92 juta pekerjaan akan hilang atau tergantikan, serta 59 persen angkatan kerja perlu melakukan reskilling dan upskilling,” dia menambahkan.
Menteri Yassierli mengatakan, transformasi global ini akan melahirkan berbagai jenis pekerjaan baru di sejumlah sektor.
Baca Juga: Menaker Ungkap Cara Pemerintah Dorong Pengembangan Green Jobs
Di ekonomi kreatif misalnya, akan muncul profesi-profesi seperti content creator, live seller, affiliate marketing, dan digital marketing specialist.
Pada ekonomi digital berbasis AI, dibutuhkan tenaga kerja sebagai AI specialist, prompt engineer, cybersecurity analyst, data scientist/big data specialist, hingga IoT specialist.
Di sektor advanced manufacturing, pekerjaan yang berkembang misalnya battery module/pack assembly technician, industrial IoT (IIoT) technician, smart factory maintenance technician, hingga additive manufacturing operator.
Kemudian green, circular, and sustainable economy juga membuka peluang karier sebagai renewable energy engineer, EV specialist (charging & maintenance), circular designer, sustainability analyst/ESG compliance officer, hingga solar/wind technician.
Baca Juga: Alasan Green Skills Jadi Kunci Sukses Karier Masa Depan
Sektor care and centered economy juga diproyeksikan tumbuh pesat dengan kebutuhan profesi seperti tenaga telehealth, personal care, konselor, wellness coach, hingga mentor atau coach.
Yassierli pun mengajak generasi muda, khususnya Gen Z, untuk mempersiapkan diri dengan keterampilan-keterampilan yang relevan, untuk menghadapi tantangan dunia kerja di masa depan yang penuh ketidakpastian.
Kemnaker pun menyatakan bahwa modal mereka saat ini adalah pelatihan vokasi, untuk menghadapi perubahan tersebut. Modalitas ini meliputi standar kompetensi, kelembagaan berupa BLK, serta SDM berupa instruktur, asesor, dan mentor.
“Ini adalah modalitas yang kami miliki, dan saat ini kementerian berupaya agar modalitas ini dapat dioptimalkan oleh generasi muda, khususnya generasi Z dan milenial,” pungkasnya.