Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Lifestyle

Walau Sepele, 7 Kebiasaan Ini Ternyata Bahaya untuk Otak

Ilustrasi bermalas-malasan. (Tamba Budiarsana/Pexels)

TopCareer.id – Ada banyak kebiasaan yang sering dilakukan sehari-hari sesungguhnya punya dampak kurang baik bagi otak kita.

Secara ilmiah, kebiasaan adalah perilaku yang bersifat otomatis, sehingga kadang kita lakukan tanpa dipikirkan terlebih dulu.

Saat memulai kebiasaan baru, korteks prefrontal (PFC) adalah pusat pengendalinya. PFC adalah materi abu-abu berlipat di bagian paling depan otak.

PFC merupakan pusat eksekutif untuk fungsi kognitif tingkat tinggi seperti perencanaan, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah.

“Ketika PFC sehat dan kuat, ia dapat membantu mengarahkan serta mengawasi penambahan kebiasaan sehat,” Daniel Amen, psikiater dan peneliti pencitraan otak, seperti dilansir New York Post, ditulis Sabtu (20/9/2025).

Ia mengatakan, ketika ini lemah, dorongan impulsif bisa mengambil alih dan menyebabkan banyak kebiasaan buruk terbentuk

Saat lemah, dorongan impulsif dapat mengambil alih dan menyebabkan banyak kebiasaan buruk terbentuk. Begitu terbentuk, kebiasaan baik atau buruk sama-sama membutuhkan energi untuk dipertahankan.

Amen pun mengungkapkan, ada tujuh kebiasaan yang terlihat sepele, namun sebenarnya berdampak buruk bagi otak.

Baca Juga: Kebiasaan Buruk Ini Sering Tidak Disadari Karyawan

  • Terlalu sering mengatakan “Ya”

Kebanyakan mengatakan “ya” rentan membuat kita harus multitasking, meningkatkan stres, dan mengurangi fokus. Amen pun menyarankan kamu untuk berani berkata, “Aku pikirkan dulu.”

  • Kebanyakan multitasking

Multitasking yang berlebihan bisa berdampak negatif pada fokus, ingatan, dan pengambilan keputusan, serta berujung pada meningkatnya stres dan kecemasan.

Karena itu, kurangilah distraksi sehingga kamu bisa fokus pada satu tugas di satu waktu.

  • Mengonsumsi makanan ultra-proses

Makanan ultra-proses seperti keripik atau kue kering, terkait dengan obesitas, diabetes tipe 2, kanker tertentu, depresi, kecemasan, hingga kematian dini.

Karena itu, Amen mengingatkan kamu agar tidak menjadikan makanan tak sehat sebagai sebuah “hadiah.”

“Ingatlah, makan makanan tak sehat itu bukan hadiah, melainkan hukuman. Hanya konsumsi makanan yang kamu sukai dan yang menyukai kamu kembali,” ujarnya.

Baca Juga: 4 Kebiasaan Makan untuk Bantu Hilangkan Lemak Perut

  • Mager

Perilaku pasif menurunkan aliran darah ke otak. Di hasil pemindaian otak, aliran darah rendah terkait dengan risiko yang lebih tinggi terhadap depresi dan ADHD, serta jadi prediktor utama Alzheimer.

Gerakkan tubuh setiap hari agar aliran darah lancar dan suasana hati jadi lebih baik.

  • Memakai produk perawatan tubuh yang berbahaya

Banyak produk perawatan tubuh yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat mengganggu hormon, memicu depresi, dan kabut otak. Karena itu, selalu cek kandungan produk dan pilih yang aman.

  • Terjebak dalam rutinitas yang sama

“Ketika Anda berhenti belajar, otak Anda mulai mati,” kata Amen. Buatlah kebiasaan untuk mempelajari hal baru secara rutin demi menjaga kesehatan otak dan ingatanmu.

  • Mengabaikan risiko cedera kepala

Benturan ringan pun bisa berdampak pada mental dan ingatan, mulai dari kecemasan, depresi, kabut otak, mudah marah, dan gangguan memori.

Amen pun menyarankanmu untuk selalu memakai helm saat naik motor, memegang pegangan saat naik atau turun tangga sehingga tidak jatuh, serta tidak main HP sambil mengemudi.

Leave a Reply