TopCareerID

Bukan Introvert dan Ekstrovert, Apa Itu Otrovert?

Ilustrasi alasan anak muda sekarang lebih suka berwirausaha setelah lulus kuliah.

Ilustrasi anak muda generasi milenial dan Gen-Z (Pexels)

TopCareer.id – Baru-baru ini, seorang psikiater di Amerika Serikat memperkenalkan istilah kepribadian baru yaitu otrovert.

Otrovert diartikan sebagai tipe kepribadian untuk orang yang merasa dirinya tidak cocok ke dalam introvert atau ekstrovert.

Rami Kaminski, psikiater tersebut menjelaskan bahwa istilah ini menggambarkan “orang yang tidak merasa memiliki keterikatan dengan kelompok mana pun.”

Kaminski, seperti dikutip dari LAD Bible, menciptakan istilah ini setelah mengenali tipe kepribadian tersebut pada dirinya sendiri, dan para pasiennya.

Selain itu, dia mengklaim beberapa tokoh sejarah seperti Frida Kahlo, Franz Kafka, Albert Einstein, dan Virgina Woolf, “terkenal tidak terikat pada kelompok mana pun.”

Ia mengatakan, tipe ini merupakan perpaduan antara introvert dan ekstrovert. Jadi, meski otrovert bisa berinteraksi dengan kelompok besar, mereka belum tentu merasa menemukan kelompoknya.

Baca Juga: Ini Pekerjaan Yang Cocok Untuk Orang Ambivert

“Otrovert sangat ramah dan mampu menjalin hubungan yang sangat mendalam dengan orang lain,” ujarnya kepada Daily Mail, ditulis Rabu (24/9/2025).

“Satu-satunya perbedaan sosial terletak pada kurangnya koneksi dengan kelompok: identitas kolektif atau tradisi bersama,” imbuh Kaminski.

Dia mengatakan, orang-orang seperti ini lebih suka melawan arus dan cenderung tidak berpikir dengan cara yang sama, seperti sebagian besar orang.

Kaminski pun mengklaim bahwa dirinya menyadari dia tidak merasakan keterikatan dan kebersamaan, seperti yang dirasakan oleh anak-anak lain saat masih kecil.

Sifat otrovert ini pun banyak ia jelaskan dalam bukunya, karena orang dengan tipe tersebut kerap kesulitan menemukan semangat untuk kegiatan tim, baik itu olahraga, pekerjaan, atau bahkan tinggal bersama orang lain.

Dia juga sangat yakin orang-orang ini kebal terhadap “fenomena Bluetooth”, yang mengacu pada orang-orang yang secara emosional ‘berpasangan’ dengan orang-orang di sekitar mereka.

“Orang otrovert menyadari sejak dini bahwa mereka merasa seperti orang luar dalam kelompok mana pun. Padahal, mereka seringkali populer dan diterima dalam kelompok,” kata Kaminski.

Kesenjangan ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan emosional dan perasaan disalahpahami. Akibatnya, orang otrovert mungkin merasa sulit untuk mengatasi tekanan menyesuaikan diri dengan dunia di sekitar mereka.

Baca Juga: Cek! Ini Lho Kepribadian yang Paling Diinginkan Ketika Interview Kerja

Meski begitu, terkait hubungan personal, orang otrovert dinilai akan memiliki ikatan yang lebih kuat dan mendalam dengan orang-orang terdekat.

Menurut Kaminski, seorang otrovert akan merasa sangat sulit untuk menjadi bagian dari suat kelompok, meski di dalamnya terdapat individu-individu yang merupakan teman baik.

“Masalahnya terletak pada hubungan dengan kelompok sebagai suatu entitas, alih-alih dengan masing-masing anggotanya,” kata Kaminski.

Contohnya, seorang otrovert di pesta lebih suka bicara intens dengan seseorang di sudut yang tenang, ketimbang berpindah-pindah dari satu tamu ke tamu lainnya.

Kaminski pun percaya punya tipe kepribadian ini dapat membuat seseorang menjadi pemikir bebas, lebih mandiri, dan imajinatif daripada seorang introvert atau ekstrovert.

Hal ini karena otrovert tidak terlalu peduli dengan siapa yang mereka buat terkesan atau takut ditolak, serta karena mereka tidak akan merasa rugi.

Exit mobile version