Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Profesional

Career Minimalism Jadi Tren Pekerja Gen Z, Kok Bisa?

Ilustrasi penelitian Microsoft dan LinkedIn menyebut pengunaan AI generatif id tempat kerja meningkat hampir dua kali lipat dalam kurun waktu 6 bulan.Ilustrasi pekerja (Pexels)

TopCareer.id – “Career minimalism” jadi tren para pekerja muda saat ini, termasuk Gen Z.

Para “career minimalist” biasanya sering menolak tanggung jawab tambahan lain di kantor, tidak berminat naik jabatan, hingga lebih memprioritaskan kehidupan di luar jam kerja.

Minimalisme adalah gaya hidup yang berfokus pada hal-hal esensial, menyederhanakan diri hanya pada hal-hal yang benar-benar membawa kebahagiaan.

Kehidupan yang sederhana dan tidak berlebihan ini mengutamakan hal-hal mendasar seperti hubungan, passion, dan pertumbuhan pribadi personal, dibandingkan harta benda.

Kini, sebagian orang mengatakan prinsip ini juga bisa diterapkan pada dunia kerja.

Baca Juga: Job Hugging, Kala Pekerja Ogah Resign Karena Takut Susah Dapat Kerja Baru

Menurut laporan terbaru Glassdoor yang terbit pada Agustus, “career minimalism” jadi istilah baru di dunia korporasi, untuk menggambarkan sikap Generasi Z terhadap pekerjaan.

Menurut Chris Martin, peneliti utama di Glassdoor, adanya tren ini didorong oleh adanya perubahan cara pandang.

“Bukan berarti Gen Z menolak kerja. Mereka menolak cara kerja lama yang sudah basi,” kata Martin, mengutip Fast Company, Senin (6/10/2025).

Menurutnya, Gen Z saat ini ingin memiliki batasan yang jelas antara kerja dan kehidupan pribadi, mendefinisikan sukses dengan caranya sendiri, serta punya sumber penghasilan lain agar lebih aman secara finansial.

Glasdoor juga mencatat, jika generasi dulu mengejar jabatan manajer untuk penanda kesuksesan, Gen Z justru sebaliknya. 68 persen responden Generasi Z dalam survei menyebut, mereka tidak ingin jadi manajer.

Baca Juga: Kerap Dilakukan Gen Z di Tempat Kerja, Apa Itu Quiet Covering?

Martin menyebut, hal ini dipengaruhi karena generasi pekerja sebelumnya melihat janji-janji seperti pensiun, stabilitas, dan prestise karena komitmen jangka panjang, telah diabaikan.

“Bagi banyak pekerja muda, tawaran jabatan manajer tanpa kenaikan gaji terdengar seperti penurunan: lebih banyak tanggung jawab tanpa manfaat,” kata Martin.

“Bagi mereka, kesuksesan lebih erat kaitannya dengan keseimbangan dan keamanan finansial,” dia menambahkan,

Meski begitu, bukan berarti Gen Z tidak ambisius. Menurut Glasdoord, meski dijuluki career minimalist, 57 persen karyawan Gen Z memiliki setidaknya satu pekerjaan sampingan.

Angkanya lebih besar dibandingkan 48 persen milenial, 31 persen Gen X, dan 21 persen baby boomer.

Career minimalism bagi Gen Z pun berarti menjaga pekerjaan utamanya tetap sederhana demi membayar tagihan dan memberi rasa aman, sembari menginvestasikan waktu dan energi pada passion aslinya di luar kantor.

Leave a Reply