TopCareer.di – Kaspersky, PeaceGeneration Indonesia, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Jabar), dan Dinas Pendidikan Kota Bandung menggelar edukasi ketahanan siber bagi guru, administrator sekolah, hingga siswa SMA di Provinsi Jabar.
Defi Nofitra, Country Manager Kaspersky untuk Indonesia mengatakan, ketahanan siber dimulai dari edukasi.
“Kami ingin memastikan bahwa guru dan siswa memahami risiko dunia maya sekaligus memiliki kemampuan untuk melindungi diri mereka sendiri dan komunitas mereka,” kata Defi, mengutip siaran pers, Selasa (28/10/2025).
Program ini berlangsung dari Juli hingga Oktober 2025 serta melibatkan lebih dari 300 peserta pendidikan dari lebih dari 50 SMA di Jawa Barat, termasuk guru, administrator sekolah, dan perwakilan siswa dari masing-masing sekolah.
Materi pelatihan mencakup topik-topik seperti perundungan siber, predasi daring, keamanan data, konten berbahaya, kesejahteraan digital, dan perangkat praktis untuk membangun ketahanan siber.
Baca Juga: Tren Polyworking ala Gen Z Picu Tantangan Baru di Dunia Siber
PeaceGen dan Kaspersky mengeksplorasi percakapan menggunakan kerangka kerja ARCA (Act, Reflect, Conceptualise, Apply) dan metode gamifikasi untuk memperkaya pengalaman belajar peserta.
Desain pembelajaran yang beragam untuk guru dan siswa disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka.
Berdasarkan asesmen awal PeaceGen dari proyek-proyek mereka sebelumnya, disebutkan bahwa siswa lebih rentan menjadi korban dan pelaku perundungan siber.
Sementara itu, guru membutuhkan lebih banyak pengetahuan tentang kebersihan siber (digital hygiene) dan pencegahan penipuan.
Baca Juga: Sederet Tren Internet Ini Bikin Gen Z Diincar Penjahat Siber
Direktur Eksekutif PeaceGeneration Indonesia, Irfan Amali mengatakan, pelatihan ini juga memperkaya upaya berkelanjutan mereka untuk menciptakan ekosistem sekolah yang lebih aman, nyaman, dan menyenangkan.
Menurut Irfan, program ini relevan dengan kebutuhan saat ini, karena tantangan digital bagi siswa semakin terlihat.
“Selain itu, kami melihat bahwa isu keamanan digital tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai kemanusiaan, empati, dan tanggung jawab sosial,” kata Irfan.
Program lengkap mencakup sesi daring dan luring, dengan pendekatan edukasi yang kolaboratif dan inklusif. Modul-modul tersebut dirancang secara interaktif dan relevan dengan konteks akademisi muda di Jawa Barat.
Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model pelatihan literasi siber yang dapat direplikasi di kota dan provinsi lain di Indonesia.
