Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Lifestyle

Awas, Penipuan Siber Mengintai di Momen Natal dan Tahun Baru

Ilustrasi kado Natal. (Pexels/George Dolgikh)

TopCareer.id – Euforia liburan dan belanja kebutuhan Natal dan Tahun Baru jangan sampai membuat kita terlena dengan apa pun yang ditawarkan di internet.

Di balik euforia belanja dan transaksi digital, ancaman penipuan mengintai dengan kerugian hingga Rp 8,2 triliun hilang dalam setahun terakhir, dengan hanya 4,76 persen dana korban yang bisa diselamatkan.

Data Indonesia Anti-Scam Center (IASC) mencatat 373.129 laporan penipuan sejak November 2024 hingga 30 November 2025, rata-rata 874 laporan setiap hari.

Dari 619.394 rekening yang dilaporkan terkait penipuan, hanya 117.301 rekening yang berhasil diblokir.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem Intai Libur Nataru, Ini Tips Biar Tetap Aman Saat Wisata

Niki Luhur, Founder & Group CEO VIDA, mengatakan bahwa identitas digital adalah gerbang utama keamanan finansial.

“Dengan rata-rata 874 laporan penipuan setiap hari, kita tidak bisa lagi mengandalkan metode pengamanan tradisional yang mudah dibobol seperti OTP berbasis SMS,” kata Niki, mengutip siaran pers, Rabu (24/12/2025).

VIDA mengungkapkan, ada alasan momen liburan jadi waktu yang ideal bagi para penipu beraksi.

Pertama adalah kelemahan OTP. Data VIDA menunjukkan 80 persen pembobolan akun terjadi karena kerentanan OTP berbasis SMS atau teknik phishing. Teknologi yang diandalkan untuk keamanan justru jadi celah terbesar.

Selain itu, terdapat modus baru 2025 seperti AI Deepfake. Penipuan dengan teknik ini melonjak 1.550 persen di Indonesia.

Penipu kini menggunakan teknologi AI Voice Cloning untuk meniru suara keluarga, atasan, atau pejabat—meminta transfer dana dengan suara yang 99 persen mirip aslinya.

Baca Juga: 6 Tips Aktivitas Seru Buat Isi Liburan Akhir Tahun

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun mencatat tiga modus penipuan terbesar yaitu fake call/telepon palsu, shopping scam, dan investment scam bodong.

Fake call mencapai 39.978 laporan dengan kerugian Rp 1,54 triliun. Shopping scam tercatat 64.933 laporan dengan kerugian Rp1,14 triliun, dan investment scam bodong mencapai 24.803 laporan dengan kerugian Rp1,40 triliun.

Masyarakat Indonesia rata-rata baru melaporkan penipuan setelah 12 jam, jauh lebih lambat dari negara lain (15-20 menit).

Keterlambatan ini membuat hanya 4,76 persen dana korban yang bisa diselamatkan karena jejak digital dan dana sudah berpindah tangan.

Tips Hindari Penipuan di Momen Natal-Tahun Baru

Untuk itu, VIDA pun membagikan tips agar transaksi digital masyarakat tetap aman dan tak jadi korban penipuan di momen libur Natal dan Tahun Baru.

  • Hindari Wi-Fi Publik untuk Transaksi: Jaringan publik rentan penyadapan. Jangan gunakan untuk perbankan.
  • Verifikasi Permintaan Darurat: Hubungi kembali melalui nomor kontak yang sudah dikenal dan jangan percaya suara familiar ditelepon.
  • Waspada Tekanan “Urgency: Verifikasi melalui kanal resmi jika ada desakan waktu misalnya dengan embel-embel “akun akan diblokir” atau “promo terbatas.”
  • Cek Detail Transfer: Pastikan nama penerima dan nominal benar sebelum memproses.
  • Gunakan Biometrik, Bukan OTP: Beralihlah dari OTP SMS ke autentikasi biometrik yang lebih aman dan tahan terhadap upaya penipuan deepfake.

Leave a Reply