Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Thursday, November 21, 2024
idtopcareer@gmail.com
LifestyleTren

Kemenkes: Waspada DBD Mengintai di Musim Kemarau

Ilustrasi nyamuk demam berdarah atau DBD. (dok. News Medical)

TopCareer.id – Kementerian Kesehatan atau Kemenkes meminta masyarakat waspada ancaman Demam Berdarah Dengue alias DBD, yang mengintai di musim kemarau.

Menurut Kemenkes, hingga minggu ke-17 tahun 2024, tercatat 88.593 kasus DB) dengan 621 kasus kematian di Indonesia. Sementara berdasarkan laporan, dari 456 kabupaten/kota di 34 provinsi, kematian akibat DBD terjadi di 174 kabupaten/kota di 28 provinsi.

Di sisi lain, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau akan terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024.

Pada Juli 2024, kemarau diprediksikan terjadi di sebagian pulau Sumatera, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Kalimantan Barat, dan sebagian Kalimantan Utara.

Sedangkan pada Agustus 2024, kemarau diprediksi terjadi di sebagian Sumatera Selatan, Jawa Timur, sebagian besar pulau Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar pulau Sulawesi, Maluku, dan sebagian Pulau Papua.

Baca Juga: Kemenkes: Jumlah Kematian Akibat DBD Capai 432 Kasus Di 2022

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Imran Pambudi, kemarau diperkirakan akan meningkatkan frekuensi gigitan nyamuk. Hal ini dikarenakan nyamuk akan sering menggigit ketika suhu meningkat.

“Jadi, kita dapat penelitian, waktu suhunya 25 derajat celcius itu nyamuk menggigitnya 5 hari sekali. Tapi, kalau suhunya 20 derajat celsius, nyamuk akan menggigit 2 hari sekali,” kata Imran dalam siaran pers, dikutip dari Sehat Negeriku Kemenkes, Selasa (18/6/2024).

“Ini dapat meningkatkan potensi kasus terjadi saat Juli dan Agustus saat suhu udara tinggi,” imbuhnya di Kantor Kemenkes, Jakarta.

Lebih lanjut dijelaskan, kasus DBD di Tanah Air mengalami pemendekan siklus yang mengakibatkan peningkatan Incidence Rate (IR) dan penurunan Case Facility Rate (CFR). Imran menyebut, terjadi pemendekan siklus tahunan dari 10 tahun jadi tiga tahun bahkan kurang, yang terjadi akibat fenomena El Nino.

Jumlah Kematian Akibat DBD Dilaporkan Menurun

Kasus DBD berhasil diturunkan sekitar 35 persen pada 2023 dan awal 2024. Namun pada minggu ke-22 2024, angkanya kembali meningkat mencapai 119.709 kasus. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan total kasus demam berdarah dengue pada 2023 dengan 114.720 kasus.

Meski kasusnya meningkat, jumlah kasus kematian akibat DBD dilaporkan menurun. Pada 2023, angkanya tercatat 894 kasus. Sementara di 2024 pekan ke-22, terdapat 777 kasus kematian.

Imran menyebut, apabila melihat di DKI Jakarta, saat terdeteksi demam berdarah, pasien segera dibawa ke rumah sakit untuk diopname karena jika pulang ke rumah akan sulit dilakukan monitoring.

Sementara berdasarkan kasus distribusi DBD sesuai kelompok umur dalam tiga tahun terakhir, usia 15 sampai 44 merupakan yang paling banyak terjangkit.

Kemenkes juga mencatat, kasus kematian akibat DBD dalam tujuh tahun terakhir, kelompok usia 5-14 merupakan yang paling rentan. Imran mengatakan, jika melihat dari kasusnya, anak-anak memang lebih rentan untuk memburuk kondisinya.

Leave a Reply