Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Thursday, November 21, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Kunjungi Jateng, Uni Eropa-ILO Dorong Perlindungan Awak Kapal Perikanan

Kunjungan ke Jawa Tengah menggarisbawahi upaya kolaboratif Pemerintah Indonesia, Uni Eropa dan ILO untuk meningkatkan pelindungan tenaga kerja di industri perikanan. (Delegasi Uni Eropa)

TopCareer.id – Delegasi tingkat tinggi dari Kedutaan Besar Negara-negara Anggota Uni Eropa (UE) di Indonesia, Delegasi UE dan International Labour Organization (ILO), menyatakan dukungannya terhadap perlindungan hak awak kapal perikanan migran.

Hal ini disampaikan dalam kunjungannya ke Jawa Tengah (Jateng) pada 9-10 September 2024 lalu.

Kunjungan dilakukan untuk memperoleh wawasan lebih lanjut mengenai upaya kolaboratif dalam mempromosikan migrasi tenaga kerja yang aman, serta kondisi kerja yang layak bagi awak kapal perikanan, yang didukung program Ship to Shore Rights South East Asia (S2SR SEA).

“Awak kapal perikanan migran sering kali bekerja di lingkungan yang sangat menantang, dan melindungi hak-hak mereka adalah hal yang mutlak,” kata Simrin Singh, Direktur Kantor Perwakilan ILO di Indonesia dan Timor Leste, dalam siaran persnya, ditulis Kamis (12/9/2024).

Baca Juga: Sejak 2021, Peserta BPJS Ketenagakerjaan PMI Naik Pesat

Kunjungan juga mencakup observasi kegiatan pelabuhan dan mempelajari pemantauan bersama terhadap kondisi ketenagakerjaan di kapal-kapal penangkap ikan, serta tentang operasional Migrant Worker Resource Centre (MRC). Selain itu, digelar juga pertemuan dengan para awak kapal dari Jawa Tengah.

Jawa Tengah merupakan provinsi utama dalam menyumbang awak kapal perikanan Indonesia, yang mencari pekerjaan di armada kapal asing.

Program S2SR SEA pun mendukung Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), dalam mengoperasikan Migrant Worker Resource Centre di Tegal untuk menyediakan layanan dan dukungan langsung bagi para pekerja migran Indonesia dan keluarganya.

Di kegiatan ini, Duta Besar Negara-Negara Anggota UE dan Delegasi UE meninjau kegiatan Pelabuhan Tegalsari, serta mengamati proses pemantauan bersama terkait ketenagakerjaan.

Baca Juga: Erasmus Uni Eropa Beri Beasiswa ke 75 Pelajar Indonesia

Rombongan juga menemui para pemangku kepentingan utama, termasuk perwakilan pemerintah daerah, serikat pekerja dan awak kapal perikanan migran untuk mendiskusikan tantangan yang dihadapi dan mengkaji potensi solusi.

Duta Besar Uni Eropa H.E. Denis Chaibi menyebut, Indonesia merupakan salah satu produsen makanan laut terdepan di dunia.

“Sebagai pasar ekspor yang kuat bagi Indonesia, EU berkomitmen untuk mendukung upaya Indonesia dalam mempertahankan keunggulannya di sektor ini,” kata Chaibi.

“Dengan bekerja sama, kita dapat memastikan bahwa ekonomi biru Indonesia terus berkembang sembari memprioritaskan keselamatan dan kesejahteraan para pekerjanya, serta keberlanjutannya,” imbuhnya.

Gandeng Kementerian dan Otoritas untuk Rancang Kebijakan

Sejak 2020, S2SR SEA ILO yang didanai UE telah berkolaborasi erat dengan Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan otoritas Jawa Tengah untuk merancang peraturan dan kebijakan dalam memantau kondisi pekerja di kapal penangkap ikan.

Program ini membentuk Tim Pemantau Bersama Norma Ketenagakerjaan di Kapal Penangkap Ikan, di Pelabuhan Perikanan di wilayah hukum Provinsi Jawa Tengah, yang disahkan melalui Surat Keputusan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 523/012 Tahun 2023.

“Memastikan pelindungan tenaga kerja yang tegas di kapal penangkap ikan sangat penting dalam menjaga hak-hak dan kesejahteraan awak kapal perikanan kita,” kata Sumarno, Sekretaris Daerah Provinsi Jateng.

Dalam kunjungannya ke Pelabuhan Perikanan Tegalsari, Delegasi Negara-negara Anggota UE berkesempatan menyaksikan langsung upaya pemerintah Jawa Tengah mempromosikan migrasi tenaga kerja yang aman dan kondisi kerja yang layak bagi para awak kapal perikanan.

Rombongan juga bertemu dengan pekerja kapal perikanan migran Indonesia, untuk mendapat wawasan tentang pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi, serta mempelajari sistem pendukung yang tersedia untuk melindungi hak-hak awak kapal perikanan migran.

Leave a Reply