Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

LifestyleTren

Menkes Tegaskan Pentingnya Deteksi Dini Kanker Paru

Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam Pertemuan Tahunan ke-5 Asian Association for Pediatric and Congenital Heart Surgery (AAPCHS) di Bali, Jumat (5/9/2025). (Dok: Kementerian Kesehatan)

TopCareer.id – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan pentingnya deteksi dini kanker paru, demi memperbesar peluang hidup pasien.

Hal ini dia sampaikan dalam Pertemuan Tahunan ke-5 Asian Association for Pediatric and Congenital Heart Surgery yang dirangkaikan dengan Pertemuan Ilmiah Tahunan Himpunan Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular Indonesia.

“Kanker, sebagai strategi bukan pada pengobatan, tetapi pada deteksi dini. Karena kalau kita bisa identifikasi sejak awal, maka peluang hidup pasien jauh lebih besar,” kata Menkes di Bali, Jumat (5/9/2025), seperti dikutip dari siaran pers.

Baca Juga: Minim Akses Rujukan, Angka Kematian dan Beban Biaya Kanker Tertinggi di RI

Budi mengatakan, kanker paru merupakan penyebab kematian nomor satu akibat kanker di Indonesia. “Jika terdeteksi pada stadium satu, terapinya bukan kemoterapi atau radioterapi, melainkan operasi,” kata Menkes.

Menkes pun mengklaim pemerintah tengah menyiapkan program besar untuk memperkuat deteksi dini kanker paru. Penyakit tersebut pun sudah ditetapkan sebagai prioritas utama dalam pembangunan infrastruktur kesehatan.

Karena itu, peningkatan fasilitas skrining akan berdampak besar pada meningkatnya jumlah pasien yang terdiagnosis lebih awal dan mendapatkan penanganan lebih cepat.

Program ini merupakan bagian dari strategi besar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam menurunkan angka kematian akibat penyakit tidak menular, khususnya jantung dan kanker.

Baca Juga: Cegah Lonjakan Kasus Kanker di Indonesia, Deteksi Dini Wajib Ditingkatkan

“Apapun infrastrukturnya, ujungnya kembali pada manusianya. Tapi dengan skrining yang lebih baik, kita bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa,” tegas Menkes.

Lebih lanjut, kata Budi Gunadi, pemerintah tengah mendistribusikan CT Scan dosis rendah ke seluruh kota di Indonesia. Teknologi ini memungkinkan layanan kesehatan melakukan skrining kanker paru secara cepat dan merata.

Menkes mengatakan bahwa Kemenkes juga menyiapkan 514 laboratorium imunohistokimia di kota-kota tersebut, untuk mendukung diagnosis dengan akurasi lebih tinggi.

Di tingkat provinsi, akan dikembangkan laboratorium patologi anatomi berbasis teknologi Next Generation Sequencing (NGS), sehingga diagnosis kanker dapat dilakukan lebih cepat sekaligus menunjang terapi yang lebih tepat sasaran.

Leave a Reply