Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Saturday, November 23, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Ilmuwan: COVID-19 Bisa Picu Trauma Emosional Skala Global

Ilustrasi. (dok. The List)

Topcareer.id – Terjebak dalam masa karantina, ditambah perekonomian yang tak menentu, jadi sederet keresahan yang timbul akibat virus corona COVID-19.  Para peneliti memperingatkan bahwa pandemi ini dapat menimbulkan trauma emosional jangka panjang pada skala global yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Para peneliti mengatakan hal itu dapat membuat jutaan orang bergulat dengan gangguan psikologis yang melemahkan juga menghancurkan harapan untuk pemulihan ekonomi yang cepat.

Menurut para pakar psikologi trauma, krisis COVID-19 telah menggabungkan stresor kesehatan mental yang telah dipelajari sebelumnya dalam bencana lain, tetapi belum pernah terlihat dikonsolidasikan dalam satu krisis global.

Baca juga: Pandemi Corona Berisiko Tingkatkan Kasus Perceraian

Krisi ini bisa membuat jutaan orang pengangguran, mengirim miliaran orang ke dalam isolasi dan memaksa hampir semua orang di bumi untuk bergulat dengan perasaan bahwa mereka atau orang yang mereka cintai tiba-tiba rentan secara fisik.

“Skala wabah ini sebagai peristiwa traumatis hampir tidak dapat dipahami,” kata Yuval Neria, direktur trauma dan gangguan stres pasca-trauma di New York State Psychiatric Institute dan profesor psikologi di Columbia University Medical Center, dikutip dari CNBC.

Neria mengatakan bahwa serangan teroris, Perang Dunia II, juga peristiwa 11 September 2001 pun tidak cukup sebagai perbandingan, karena kegelisahan yang disebabkan oleh peristiwa-peristiwa itu setidaknya dibatasi oleh geografi. Dalam hal ini, katanya, “tidak ada batasan.”

Elana Newman, yang meneliti trauma dan kesehatan mental bencana di University of Tulsa, mengatakan dia harus berkonsultasi dengan literatur dari beberapa mata pelajaran yang berbeda untuk menangani krisis yang sedang berlangsung.

Ada penelitian tentang bagaimana manusia mengatasi karantina, bencana massal, dan stresor yang berkelanjutan, katanya, tetapi tidak pada ketiganya.

“Ini adalah bencana masyarakat massal, tetapi juga sedikit seperti terorisme di mana komponen ketakutan ada di sana, ketakutan yang berkelanjutan,” kata Newman.

Leave a Reply