Topcareer.id – Christian Poincheval, 69, adalah seorang inventor asal Prancis. Ia menemukan obat berbentuk pil yang bisa menghilangkan aroma tidak sedap dari angin kentut. Ide tersebut didapatnya saat berkumpul di meja makan bersama teman-temannya.
“Kentut itu tidak bagus untuk tetangga semeja kita. Sesuatu harus dilakukan tentang ini. Kamu mungkin bisa menyamarkan bunyi kentut, tapi tidak dengan bau busuknya.” Kata Christian.
Dia mulai menjual pil temuannya sebagai suplemen makanan untuk penduduk setempat sebelum memperluas jangkauan penjualannya. Christian menyarankan untuk meminumnya selama seminggu untuk memaksimalkan efeknya.
Christian menegasakan, tablet tersebut dibuat dari bahan-bahan alami, dan kini dijual oleh perusahaan Prancis bernama Lutin Malin. Versi bubuk juga tersedia untuk hewan peliharaan seperti anjing dan sebagainya.
Baca juga: Fakta Unik Bagi Para Pecinta Makanan Pedas
Pil Kentut dikembangkan oleh Christian Poincheval, sejak tahun 2004. Poincheval telah memenangkan banyak penghargaan di pameran penemu di Prancis, Concours Lepine. Termasuk temuan kertas toilet yang dapat dicetak untuk membaca cerita.
Dalam percobaan awal, pil ini menggunakan mint atau estrogen, namun tidak memberikan hasil yang diinginkan.
Poincheval kemudian beralih ke bahan suplemen makanan alami. Ia banyak menguji bahan hingga akhirnya menemukan campuran khusus yang mampu memberikan efek yang diinginkan.
Baca juga: Istilah Unik Buat Para Pecinta Buku. Kamu Termasuk yang Mana?
Digabungkan dengan komponen aroma alami, Pil Kentut beraroma Mawar dan Violet (lilac) diluncurkan. Pada Januari 2015, pil untuk kentut beraroma jahe dirilis khusus pada Hari Valentine, diikuti oleh pil aroma Lilly of the valley pada May Day 2019 lalu.
Jika diminum setiap hari tanpa henti, Fart Pill atau pil kentut ini akan semakin menyemarakkan saluran pencernaan sehingga menghilangkan bau busuk dan bahkan memberinya aroma bunga.
Christian menganjurkan untuk minum 2 sampai 6 pil per hari dengan segelas air saat makan. Dosis tepatnya tergantung pada kondisi individu, serta kebiasaan diet dan efek yang diinginkan.
Hmm, ada-ada saja, ya…
Editor: Feby Ferdian
