Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Friday, November 22, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Studi: Sekolah Miliki Tingkat Infeksi Corona yang Rendah

Sumber foto: wisegeek.com

Topcareer.id – Sebuah studi terhadap 2.000 anak-anak dan guru di sebuah sekolah di negara bagian Jerman, Sachsen, telah menemukan sangat sedikit antibodi coronavirus di antara mereka.

Hal itu menunjukkan bahwa sekolah dan anak muda tidak memainkan peran besar dalam penularan seperti yang ditakutkan sebelumnya.

Dikutip dari laman CNBC, penelitian ini dilakukan pada bulan Mei oleh Fakultas Kedokteran TU Dresden dan Rumah Sakit Universitas Carl Gustav Carus. Hasil dari fase uji pertama dirilis pada Senin (13/7/2020).

Baca juga: Hati-hati, Virus Corona Masih Bisa Menular Jika Cuma Pakai Face Shield

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 2.045 sampel darah yang dikumpulkan dari siswa dan guru dari 13 sekolah menengah di wilayah tersebut, hanya 12 sampel yang ditemukan mengandung antibodi terhadap Covid-19.

Tes dilakukan di beberapa sekolah di mana diketahui ada wabah virus, dan 24 peserta memiliki setidaknya satu kasus virus corona yang dikonfirmasi di rumah mereka. Meskipun demikian, hanya satu dari 24 peserta yang ditemukan memiliki antibodi, penelitian mencatat.

Ini adalah studi terbesar di Jerman sampai saat ini, dan dilakukan setelah negara itu membuka kembali sekolah setelah masa penguncian, dengan tujuan menilai berapa banyak siswa dan guru yang membawa antibodi terhadap virus, dan bagaimana penyebarannya berubah dari waktu ke waktu.

Baca juga: WHO: Antibodi Virus Corona Mungkin Berkurang Setelah Beberapa Bulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika penyebaran virus telah ditaksir terlalu tinggi, menurut universitas. Peneliti menambahkan bahwa studi ini menunjukkan bahwa sekolah tidak menjadi “hotspot” virus corona setelah dibuka kembali, seperti yang ditakuti.

“Angka-angka tersebut memberikan informasi tentang status kekebalan guru dan siswa saat ini, (dan) memberikan petunjuk penting tentang bagaimana operasi sekolah dapat berlanjut setelah liburan musim panas,” kata Fakultas Kedokteran TU Dresden dalam sebuah pernyataan, Senin (13/7/2020).

“Kasus-kasus corona dikonfirmasi di tiga sekolah yang diperiksa. Namun demikian, antibodi di atas rata-rata tidak terdeteksi di antara guru dan siswa dari lembaga terkait, yang menunjukkan bahwa sekolah belum berkembang menjadi hotspot,” pernyataan tersebut mencatat.

Baca juga: Vaksin TBC Dianggap Bisa Membantu Memerangi Virus Corona

Profesor Reinhard Berner, Direktur Klinik dan Poliklinik untuk Pediatri dan Kedokteran Remaja dari Rumah Sakit Universitas Carl Gustav Carus, mengatakan penelitian itu menunjukkan bahwa anak-anak tidak menyebarkan virus sebanyak yang diyakini.

“Dari lebih dari 2.000 sampel darah yang diperiksa, hanya 12 yang mampu mendeteksi antibodi, yang sesuai dengan bagian yang jauh di bawah satu persen. Ini berarti bahwa infeksi diam dan bebas gejala pada siswa dan guru yang kami periksa, sejauh ini lebih jarang terjadi daripada yang kami duga,” katanya.

Hasil investigasi ini, kata Berner, memberikan bukti bahwa penularan virus dalam keluarga tidak sedinamis yang diperkirakan sebelumnya.

Dia menambahkan bahwa penelitian ini representatif untuk negara bagian Saxony, yang memiliki tingkat infeksi relatif rendah dibandingkan dengan bagian lain di Jerman.

Editor: Feby Ferdian

Leave a Reply