Topcareer.id – Kebangkitan sektor properti yang diharap muncul di 2020 harus tertahan karena pandemi Covid-19. Indikasi dampak pandemi terhadap pasar properti nasional mulai terlihat dari hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2020.
Marine Novita, Country Manager Rumah.com menyatakan bahwa kebangkitan industri properti tanah air yang sempat digadang-gadang akan terjadi di tahun 2020 ini ternyata harus tertahan karena adanya pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia.
Ia mengatakan dalam siaran persnya, pasar properti nasional yang tadinya menunjukkan sentimen positif sejak akhir 2019 lalu akhirnya harus mengalami stagnasi sejak bulan Maret 2020 lalu.
Baca Juga: Setiap Tahun, Perusahaan Ini Belikan 2 Rumah Buat Karyawan
“Pandemi Covid-19 mulai terlihat dampaknya pada industri properti tanah air. Berdasarkan hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2020, secara umum 60 persen responden menyatakan bahwa mereka harus menunda transaksi pembelian property,” kata Marine dalam pers rilis, Juli lalu.
“Jika dilihat dari kepemilikan hunian, pemilik rumah cenderung untuk menunda transaksi properti, yaitu sebesar 70 persen, dibandingkan mereka yang masih menyewa (50 persen) atau yang masih tinggal dengan orang tua (53 persen),” jelas Marine.
Rumah.com Consumer Sentiment Study ini adalah survei berkala yang diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura.
Hasil survei kali ini diperoleh berdasarkan 1007 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada bulan Januari hingga Juni 2020. Survei ini dilakukan oleh Rumah.com untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di tanah air.
Baca Juga: Jenis Investasi Umum yang Bisa Kamu Pilih untuk Tabungan Masa Depan
Temuan lainnya dari Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2020 selain 60 persen responden menunda transaksi pembelian properti, 45 persen responden lainnya mengalami kesulitan untuk melihat properti yang akan dibeli.
Lalu 40 persen responden lainnya menghindari untuk membeli properti di komplek perumahan yang penghuninya dinyatakan positif menderita Covid-19, sedangkan 33 persen responden lainnya mengalami kesulitan atau keterlambatan dalam mendapatkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).**(RW)
