Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Monday, November 25, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Wow! Qantas Tawarkan Penerbangan Wisata 7 Jam Nonstop

Topcareer.id – Dulu, terbang dengan pesawat hanyalah metode untuk berpindah dari satu tujuan ke tujuan lain secepat mungkin.

Namun kini di tengah pembatasan global, para pelancong tentu tidak ingin hanya melamun tentang tujuan yang sangat jauh, tetapi juga pengalaman terbang itu sendiri.

Mulai dari sensasi lepas landas hingga pemandangan Bumi dari atas langit yang tak tertandingi dari jendela kabin.

Di situlah ide dari Qantas timbul tentang penerbangan 7 jam non stop. Perjalanan udara selama tujuh jam ini terjadi murni hanya untuk tujuan berjalan-jalan di atas udara, bukan untuk turun di suatu tempat.

Baca Juga: Tiket Program 7 Jam Flight to Nowhere dari Qantas Habis Terjual 10 Menit

Penerbangan tamasya ke mana-mana selama tujuh jam non stop yang ditawarkan oleh Qantas ini terjual habis hanya dalam waktu 10 menit saja, menurut maskapai tersebut.

“Ini mungkin penerbangan dengan penjualan tercepat dalam sejarah Qantas,” kata CEO maskapai, Alan Joyce, dalam sebuah pernyataan.

“Orang jelas merindukan perjalanan dan pengalaman terbang. Jika ada permintaan, kami pasti akan melakukan lebih banyak penerbangan wisata ini sementara kita semua menunggu perbatasan dibuka.” Kata Alan.

Penerbangan wisata selama tujuh jam ini akan menjalani rute berputar yang sangat jauh melalui Queensland, Gold Coast, New South Wales, hingga melewati jantung pedalaman terpencil negara itu.

Dari atas, penumpang akan bisa melihat atraksi terkenal di Australia termasuk Sydney Harbour dan Great Barrier Reef. Qantas akan melakukan flyover rendah di atas landmark tertentu, termasuk Uluru dan Bondi beach agar penumpang bisa menikmati pemandangan dengan lebih jelas.

Hiburan onboard dalam pesawat juga dijanjikan secara khusus, termasuk akan ada kejutan dari selebriti.

Perjalanan akan dilakukan dengan pesawat jet Boeing 787 Dreamliner Qantas. Pesawat ini biasanya digunakan untuk perjalanan antarbenua.

Boeing Dreamliner terkenal dengan jendelanya yang besar, membuatnya ideal untuk tamasya dari ketinggian 30.000 kaki.

Penerbangan wisata tujuh jam dengan nomor QF787 ini akan berangkat dari Bandara Domestik Sydney pada 10 Oktober 2020 dan kembali ke kota metropolitan Australia tujuh jam kemudian.

134 tiket telah terjual habis mencakup kelas bisnis, ekonomi premium, dan ekonomi dengan biaya mulai dari AUD 787 hingga AUD 3.787 Atau sekitar 8,2 juta – 39 juta Rupiah.

Tren baru
Di Asia, di mana sebagian besar perbatasan tetap ditutup, penerbangan wisata tanpa tujuan seperti ini mulai marak.

Penerbangan Qantas sebenarnya mengikuti ide dari penerbangan EVA Air yang berbasis di Taiwan, yang menawarkan perjalanan wisata satu kali pada 8 Agustus 2020 lalu di atas pesawat jet A330 Dream bertema Hello Kitty.

Sementara itu, All Nipon Airways (ANA) juga mengoperasikan penerbangan wisata singkat di Jepang pada Agustus lalu dengan 300 penumpang dalam penerbangan selama 1,5 jam.

Dan pada 19 September lalu, ada penerbangan wisata lain yang berangkat dari Bandara Taipei, menawarkan 120 turis Taiwan kesempatan untuk melihat pulau Jeju Korea Selatan dari langit.

Singapore Airlines juga dilaporkan mempertimbangkan untuk mengoperasikan penerbangan wisata ke mana-mana mulai Oktober 2020, menurut surat kabar lokal Straits Times.

Seorang juru bicara Singapore Airlines mengatakan kepada CNN Travel bahwa maskapai tengah mempertimbangkan beberapa inisiatif yang akan memungkinkan maskapai untuk terus melibatkan pelanggan dan anggota masyarakat.

Dari perspektif lingkungan, proposal penerbangan wisata berpotensi menimbulkan perdebatan. Sementara mungkin ada kekhawatiran tentang penggunaan bahan bakar yang tidak perlu.

Namun kekhawatiran COVID-19 mungkin dapat diatasi oleh studi ilmiah baru-baru ini yang menunjukkan kemungkinan tertular virus corona di pesawat sangat kecil dari karena sistem ventilasi udara HEPA yang canggih.

Meski begitu, semua maskapai penerbangan tetap disiplin dan ketat dalam mengoperasikan penerbangan wisata mereka sesuai dengan peraturan COVID-19.**(RW)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply