Topcareer.id – Bekerja dari rumah hingga lakukan pertemuan (meeting) pun dari rumah, adalah hal yang lumrah di masa pandemi ini. Bekerja dari rumah di masa pandemi sayangnya tak selalu berjalan mulus, studi malah menemukan adanya penurunan produktivitas dan inovasi.
Nicholas Bloom, Profesor di Departemen Ekonomi di Universitas Stanford berbicara dengan banyak CEO, manajer senior, dan pembuat kebijakan tentang masa depan pekerjaan. Dalam studinya, bagi banyak orang, bekerja dari rumah telah menjadi bencana produktivitas.
“Anak saya yang berusia 4 tahun secara teratur masuk ke kamar berharap menemukan saya dalam suasana hati yang menyenangkan, meneriakkan “doodoo!” di tengah-tengah panggilan konferensi,” kata Bloom, dikutip dari laman CNBC Make It.
Baca juga: Karyawan Amazon Diizinkan Kerja dari Rumah Hingga Juni 2021
Ia mengakui, studi dari perusahaan perjalanan besar China bernama Ctrip, menemukan bahwa bekerja dari rumah membuat karyawan 13% lebih produktif dan 50% lebih kecil kemungkinannya untuk berhenti.
Namun, analisis Ctrip memperhitungkan bahwa karyawan hanya diizinkan bekerja dari rumah jika mereka memiliki kantor pusat. Ruangan itu tidak bisa menjadi kamar tidur, dan tidak ada orang lain yang diizinkan masuk ke kamar selama hari kerja.
“Sebagian besar orang yang saya wawancarai bekerja di kamar tidur mereka atau di ruang bersama, dengan suara berisik dari pasangan, keluarga, atau teman sekamar mereka,” ujarnya.
Ia menambahkan, kacaunya waktu kantor juga akan menyebabkan kemerosotan inovasi. Kolaborasi tatap muka diperlukan untuk kreativitas.
Baca juga: Studi: Tak Semua Orang Mampu Bekerja dari Rumah
“Dan penelitian saya menunjukkan bahwa pertemuan tatap muka penting untuk mengembangkan ide-ide baru dan menjaga staf tetap termotivasi dan fokus.”
Penemuan yang kita hilangkan hari ini dapat muncul sebagai produk baru yang lebih sedikit di tahun 2021 dan seterusnya, menurunkan pertumbuhan jangka panjang.**(Feb)